The Tales of Lee Logan

6K 733 117
                                    

500 votes buat 2,6k words, bisa?

Hehe, happy reading!


....



Logan adalah anak bayi dua setengah tahun yang hidupnya tidak pernah lepas dari kasih sayang mama, papa, dan Kak Lele setinggi lampu. Meski sudah mau punya adik--yang jumlahnya bahkan langsung dua, tapi untuk saat ini, Logan adalah anggota keluarga yang paling banyak mendapat perhatian, terutama dari kakaknya yang memang sayang sekali kepada anak buahnya yang satu ini. Pokoknya kalau dianalogikan, Logan ini adalah pangeran tampan yang tak butuh seorang pendamping putri cantik,  mengingat bahwa hidupnya telah lengkap dikelilingi orang-orang yang selalu menyayanginya dengan manis dan setulus hati--pengecualian untuk si Nono anak nakal yang lebih handal menjahilinya sebagai bentuk rasa kasih sayang.

Tapi yang namanya hidup, segala sesuatu kadang tidak sesempurna kelihatannya, untuk bayi tampan yang satu ini pun demikian. Tak jarang Logan mengalami hal-hal di luar lingkaran nyaman dan amannya, harus mengganti celotehan dan tawa lucunya menjadi rengekan bayi singa yang selama ini memang sudah menjadi jurus andalan kalau sedang sedih atau bahkan kesal. Kesulitan-kesulitan ini juga beragam sekali macamnya, yang kalau dilihat dari kacamata orang dewasa, kesannya justru malah lucu dan menggemaskan; entah itu kesulitannya untuk menolak makan tapi terus dipaksa sama mama, kesulitannya yang ingin bermain dengan tenang tapi terus dijahili oleh papa, sampai kesulitan yang berhubungan dengan kakaknya kalau ia sudah diatur-atur dan harus nurut dengan perintah kakaknya tiap mereka sedang main bersama. Meski itu semua terkesan ringan dan lucu, tapi untuk Logan yang umurnya bahkan belum menginjak tahun ketiga, hal-hal semacam itu kadang membuatnya benar-benar marah dan kesal!

"LE!"

Dan pagi ini, tipe kesulitan yang muatannya paling krusial serta membuatnya kesal harus Logan hadapi dengan wajah bangun tidurnya yang lucu dalam balutan kaus dalam serta popok bayinya yang sudah penuh. Tipe kesulitan yang muncul saat kakaknya sudah rapi dengan seragam sekolah, sementara ia baru bangun tidur dan masih mengenakan outfit khas bayi pengangguran.

Tipe kesulitan di mana semua orang sibuk dengan aktivitas mereka, sementara ia harus tetap di rumah bersama mama dan bermain sendirian.

Melihat kakaknya yang sudah rapi dan riang menunggu mobil jemputan adalah mimpi buruk bagi Logan. Ia yang sudah dipanggil-panggil Mama dari kamar untuk dipakaikan baju seolah tutup telinga dan lebih memilih untuk menghadang kakaknya, menghentikan langkah kaki dari pelayan cantiknya itu agar tak keluar dan meninggalkannya sendirian.

"Aku mau sekolah dulu yah Lolo nanti aku pulang sekolah jam sepuluh telus aku ulus kamu yah!!"

Chenle berkata riang, dengan gemas memeluk adiknya dan mendaratkan kecupan kasih sayang. Logan yang diperlakukan manis seperti itu masih kekeh menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah kesalnya yang lucu.

"Lo itut!! Lo owah ama Le!!" Kekehnya, dengan nada suara mengintimidasi yang tak ada seram-seramnya sama sekali. Satu tangannya lantas terulur di depan wajah sang kakak yang masih terkikik geli, isyarat untuk minta digandeng sebagaimana yang biasa sang kakak lakukan kalau mereka sedang bermain atau jalan-jalan.

"Lo owah ama Le!!" Teriaknya lagi, waktu sang kakak malah menciumnya dengan gemas alih-alih menggandeng tangannya.

"Aduuhhhh anak bayi itu susah banget yah diatulnya!! Kamu itu ga boleh sekolah yah Lolo kalena kamu belum setinggi lampu kaya aku!"

"Kak Lelenya sekolah dulu ya Sayang, nanti kita jemput bareng-bareng. Sekarang Lolo makan dulu terus nanti kita jemput Kak Lele, oke?"

"HAWAWAWA!!"

FAMILY TALE [ NOREN-LE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang