Di sebuah kamar berpencahayaan terang dengan warna biru dan kuning yang mendominasi, sepasang kakak dan adik sedang asyik bercengkrama sembari berpelukan dalam kasur mereka, menampilkan intimasi yang penuh kasih sayang dan kehangatan. Si kakak yang berpredikan sebagai bayi gendut juga kakak setinggi lampu itu kini tengah asyik bercerita sembari menepuk-nepuk sayang pantat adiknya, sementara Logan yang banyak diam hanya bisa mengerjap-erjap penuh intensi untuk tiap kata yang kakaknya beri. Anak bayi itu seperti tengah didongengi oleh mama, tapi dongeng yang ini lain dari dongeng yang biasanya.
"Lolo kita itu jadi anak ngga boleh nakal yah kalena nanti kasian banget deh Mama jadi malah dan sedih dan kalau Mama malah itu belalti Mama itu anak nakal."
Chenle berkata dengan nada seperti orang yang tengah memberikan petuah. Bukan tanpa sebab ia membicarakan hal seperti ini. Serangkaian omelan mamanya tadi sore yang ia beri kepada sosok sang papa yang suka telat makan, hobi begadang, dan suka sembarangan menaruh barang, membuat Kak Lele setinggi lampu ini jadi mengambil hikmah dari kejadian tadi. Menurut Kak Lele, tindakan papanya yang membuat mama marah adalah tindakan yang biasa dilakukan anak nakal. Dan karena mama marah-marah, maka mama juga anak nakal.
Eh, tapi kan Kak Lele juga suka marah-marah sama Papa? Sadar bahwa logika berpikirnya tadi mungkin keliru, anak itu buru-buru memperbaiki dengan wajah serius andalannya, yang sejujurnya tak dipedulikan sama sekali oleh Logan saking tidak mengertinya si adik bayi yang masih anteng mendengarkan petuah kakaknya ini.
"Eh bukan deh kalau Mama itu bukan anak nakal kalena Mama itu Mama kita dan Mama itu baik banget deh ngga kaya si Papa Nono anak nakal yang suka bikin aku pusing banget ulusinnya!!"
Logan yang mendengarkan masih asyik bengong sembari mencoba memahami apa maksud ucapan kakaknya ini. Sejujurnya Logan sudah merasa ngantuk, tapi kalau sudah diajak bicara dengan mama atau kakaknya, anak itu jadi bersemangat untuk mendengarkan. Sembari menguap lucu, bayi tampan itu berusaha menyamankan diri di pelukan kakaknya yang empuk dan hangat. Chenle yang menerima pelukan adiknya sontak cekikikan senang lantas mengecup pipi gendut itu dengan sayang.
"Tapi Mama itu sayang banget deh sama si Papa Nono!! Emangnya kenapa sih? Emangnya kalena Papa Nono itu si anak ganteng? Iya?!!"
"Ma ama No? Yah?"
Chenle menggeleng-gelengkan kepala serius, ceritanya masih dibuat pusing dengan pemikirannya yang barusan itu. Sadar bahwa hari sudah semakin larut dan adiknya juga sudah tampak mengantuk, Kak Lele setinggi lampu akhirnya memilih untuk menyudahi sesi deep talk mereka dengan kembali mengecup sayang pipi Logan dan memeluknya sebagaimana yang biasa dilakukan sang mama kepada adik bayinya.
"Yaudah deh aku udah cape banget ngomongnya jadi kita tidul aja yah!!"
"Muahhhh!!! Aku tidul yah dan kamu halus peluk aku yah Lolo!!"
Logan mengangguk nurut. Anak itu dengan polos ikut memejamkan mata waktu Kak Lele melakukan hal yang sama.
.
.
.
Delete soon ya wkwkw ini aku post cuma karena aku kangen bayi lumba-lumba dan singa mama injun sama nono:(
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
Fiksi PenggemarMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./