hENLOO kalian kangen tidack dengan book ini?
----
Sebagai kakak yang selalu berdedikasi untuk menjalin hubungan yang manis dengan sang adik, Chenle selalu punya cara untuk menciptakan komunikasi yang menyenangkan dengan Logan. Kalau di rumah, cara yang biasanya ia gunakan adalah dengan menemani Logan bermain dan bahkan menciptakan permainan yang bisa mereka berdua lakukan. Selain itu, si sulung yang punya julukan 'bayi gendut' dan 'kakak setinggi lampu' ini juga biasanya akan meluangkan waktu untuk berbicara secara deep dan khusus dengan sang adik layaknya orang dewasa, meski obrolan mereka kadang tidak nyambung dan sulit dipahami tidak hanya oleh papa dan mama, tapi bahkan oleh mereka sendiri.
Bagi Renjun juga Jeno, interaksi inilah yang paling lucu dan paling menggemaskan untuk ditonton. Bagaimana Kak Lele berbicara dengan serius dan sok dewasa (dengan substansi cerita yang kadang tidak masuk akal dan kelihatan sekali ngarang), dan Logan yang hanya bisa bengong saking mencoba mencerna apa maksud kakaknya. Deep talk mereka biasanya akan Logan respon dengan ocehannya yang sulit dimengerti, dan setelah itu Kak Lele akan kembali bercerita seolah adiknya itu memang benar-benar memahami apa maksud perkataannya tadi. Mereka melakukan itu semua layaknya orang dewasa yang tengah membicarakan hal-hal berat tanpa tahu bahwa ada mama yang sedang menahan gemas dan papa yang sudah tertawa puas tanpa suara dengan kamera ponsel merekam aksi mereka.
"Aku mau celita tapi kamu dengelin yah Lolo!!"
Itu adalah kalimat yang biasanya digunakan sebagai pembuka dari sesi deep talk mereka. Kali ini latar tempatnya bukanlah kamar dengan kasur mereka yang empuk dan hangat, melainkan kursi mobil yang rasanya sudah enggan dipijaki oleh bokong Renjun yang pegal. Mereka baru saja melakukan bepergian sebagai bagian dari liburan musim dingin dan Renjun yang hamil merasa jauh lebih lelah untuk duduk di kursi mobil dalam perjalanan pulang dibanding saat mereka pergi ke hutan wisata tadi untuk melihat dan memilih pohon cemara.
Perjalanan pulang yang jauh itu masih berlangsung meski angka penunjuk waktu sudah menunjukkan pukul enam lebih. Salju di luaran sana semakin membuat suasana sore menjadi jauh lebih dingin. Beruntung sekali bagi mama dan papa yang masih dapat merasakan kehangatan di dalam mobil berkat interaksi lucu antara si sulung dengan adiknya, meski Logan kini sudah sibuk merapatkan diri di tubuh berisi dan empuk sang mama.
"Mau cerita apa Kak Lele~"
Yang menanggapi pembuka obrolan itu adalah Renjun karena Logan sudah nyaris tertidur di pelukannya. Meski begitu, bayi tampan yang tadi sedikit rewel itu langsung memberikan atensi kepada sang kakak lewat gerakan matanya. Meskipun Logan belum lancar berbicara, namun bayi itu sudah mengerti betul bagaimana cara menunjukkan atensi dan kepatuhan terhadap orang sekitar, termasuk atensi untuk menunjukkan kepada sang kakak bahwa telinganya siap mendengar apapun yang kakaknya ucapkan.
Di umur yang masih sangat dini, Logan sudah dapat mengerti dan merasakan semua cinta dan kasih sayang yang kakaknya berikan. Dengan kemampuan berbicaranya yang masih berkembang, anak bayi itu tidak memiliki cara lain selain menatap kakaknya dengan serius dan penuh antusias sebagai tanda bahwa ia siap mendengarkan semua yang kakaknya bicarakan.
Bagaimana, sudah cukup so sweet belum mereka berdua?
"AKU MAU CELITA WAKTU AKU DI PELUT MAMA!!"
Nada bicara Chenle tiba-tiba meninggi, menandakan bahwa semangatnya begitu menggebu untuk memulai ceritanya tentang pengalaman-waktu-Kak Lele-di-perut-mama. Logan yang mendapati semangat kakaknya itu secara tiba-tiba mengangkat kepala dari dada mamanya. Anak itu mengerjap-erjap lucu, mungkin untuk mengenyahkan kantuk demi dapat berkonsentrasi untuk cerita kakaknya yang terdengar seru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanfictionMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./