Sedih

10.7K 1K 184
                                    

Makasih buat semua yang udah ngucapin dan ngasih doa untuk ulang tahun author!🥰

Nih ada hadiah lagi buat kalian😛🤘 (warn! 2,5k words!)



-

"Mama, kok Papa pake baju item-item?"

Chenle bertanya bingung sembari mengucek matanya yang masih menunjukkan khas bangun tidur. Bocah itu terduduk lucu di lantai dapur sembari memandangi mamanya yang tengah mondar-mandir membuat sarapan. Matanya yang sipit mengikuti gerak tubuh sang mama yang gesit itu.

Mendapati si sulung yang suaranya tiba-tiba terdengar di telinga itu membuat Renjun membelalak--pura-pura kaget--kemudian dengan senyum lebar langsung memeluk tubuh mungil Chenle.

"Pagi Kak Lele!" Ujarnya sembari meraih Chenle dari lantai dapur yang dingin, "Tumben bangunnya ngga barengan sama Lolo?"

Disambut dengan manis oleh sang mama membuat bocah itu tersenyum lebar. Seketika saja nyawanya seolah penuh saat ia diangkat dan dipeluk oleh mamanya.

"HAIIII MAMAAAA!!"

Renjun yang mendapati sapaan khas putranya itu terkekeh kemudian mengecup pipi Chenle gemas, "Lupa nyapa Mama ya Kak Lele?"

Bocah yang kini didudukan di kursi makannya itu hanya terkikik kecil, "Hihihi aku lupa soalnya aku balu bangun tidul!"

Chenle semakin memekik antusias saat sang mama menyodorinya segelas susu hangat dan sepiring kecil biskuit susu kesukaannya.

"Nih makan dulu biskuitnya sambil nunggu Lolo bangun, abis itu main bareng ya Kakak, jagain adiknya, oke?"

"Oke!!"

Jempol gendut Chenle teracung lucu, melengkapi ekspresi cerianya karena ujaran sang mama tadi. Chenle itu senang sekali kalau sudah diberi kepercayaan oleh Renjun untuk menjaga Logan, kesannya seperti ia adalah orang dewasa yang sudah bisa menjaga adik bayinya!

"Aku kan udah setinggi lampu ya Mama jadi aku halus jagain Lolo!!"

"Setinggi lampu apaan! Orang masih pendek dan gendut kaya Bongshik!"

Harapan Chenle akan respon mamanya yang selalu memuaskan itu buyar oleh kehadiran sang papa yang kini menciumi pipinya dengan tidak santai. Pria tinggi yang sudah memakai pakaian bersepedanya itu dengan jahil mencuri satu biskuit milik Chenle dan mencelupkannya ke susu sang anak untuk kemudian ia makan.

"PAPA MENCULI NIH HUUUUU!!"

Mendengar teriakan anaknya yang sejak tadi anteng itu membuat Renjun menghela napas kesal, "Itu anakmu lagi anteng lho tadi Jen, lagi seneng karena mau jagain adik bayinya! Ini Papanya malah usil terus, ngisengin terus!"

Jeno yang dimarahi hanya menyengir lebar kemudian mencuri satu kecupan singkat di pipi istrinya, "Lucu tau jailin Lele! Berasa ngga lengkap hidup aku kalau ngga ngisengin dia haha!"

"Lucu lucu, belum aja kamu aku suruh ngurusin dia kalau udah ngambek!"

Renjun berkata sewot sembari memakaikan sunscreen ke wajah Jeno. Iya, suaminya itu kembali ke dapur hanya untuk dipakaikan sunscreen, sambil tadinya sekalian ingin meminta jatah pagi, tapi tidak jadi karena sudah ada si bayi lumba-lumba di sana.

"Udah sana berangkat! Nanti keburu ketauan--"

"Papa mau main sepeda ya?!!"

Belum sempat Renjun menyelesaikan kata-katanya, Chenle sudah terlebih dahulu menyela. Bocah itu turun dari kursi makannya kemudian berjalan mendekati Jeno dengan mata berbinar, "AKU MAU IKUT DONG!!"

FAMILY TALE [ NOREN-LE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang