"HAMIL LAGI?!"
Haechan berteriak heboh saat seseorang yang baru kembali dari hang out sehariannya bersama sang suami itu memberi kabar sekaligus alasan mengapa ia baru bisa berkumpul sekarang saat hari nyaris berakhir. Yang disambut dengan tidak santai hanya tersenyum malu-malu sembari menyerahkan sekantung makanan ringan, sumbangan untuk acara kumpul-kumpul mereka membahas liburan malam ini.
Renjun ingin menghindari kehebohan sahabatnya itu dengan bergabung bersama sahabatnya yang lain yang saat ini sedang berkutat dengan iga panggang di dapur, Jaemin, karena ia yakin Jaemin pasti akan menyikapinya dengan lebih santai dan waras. Tapi nihil, baru saja mau mencapai muka pintu, sosok yang dicarinya itu sudah muncul lengkap dengan apron yang membalut tubuh rampingnya.
"CIEEEE YANG MAU NGASIH LOLO SAMA POPO ADIK~"
Jaemin tersenyum lebar-lebar dengan tangan yang direntangkan, hendak memeluk Renjun yang justru meninju kecil perutnya, "Gausah berisik napa! Malu nih!"
"Jelasin dong Jun gimana bisa lo tekdung lagi!"
Haechan kembali membuka suara. Kali ini ia ikut bergabung di dapur menyiapkan makan malam setelah daritadi hanya bermalas-malasan menonton tv. Katanya, ia sedang malas memasak, dan lagipula, ia tamu di sini. Jadi, mungkin tidak apa-apa kalau ia tidak membantu apapun dan lebih memilih bermalas-malasan sembari mengganti-ganti chanel tv, mumpung suaminya sedang pergi bersama Mark membeli cemilan dengan dan bayinya masih tidur damai sekarang.
"Jelasin gimana heh? Kalau minta penjelasan, tanya Jeno sana!"
Renjun mendesis malas sembari pura-pura menyibukkan diri dengan bahan masakan yang lain, karena ia tahu bahwa mereka tidak hanya akan makan iga. Kebetulan ia sedang ingin makan makanan yang berkuah, dan untungnya Jaemin membeli bahan mentah untuk sup lengkap dengan dagingnya.
"Gua bikin sop ya Na, lagi pengen...."
"Lu makan Echan juga gapapa Jun, ga tega gue kalau ngga nurutin orang ngidam."
"Kalau makan Echan mah ogah ah, ntar dapet nasib buruk."
"Heh sembarangan!"
Haechan yang baru kembali untuk mengambil apron itu langsung menunjukkan wajah nyinyirnya, "Hati-hati lu sama gue, ntar yang ada anak lu mirip gue Jun!"
Ujarnya sembari menyerahkan apron serupa miliknya kepada Renjun. Si calon ibu yang mendengar itu hanya terkekeh kecil sembari mengelus-elus perutnya, "Amit-amit deh kalau gitu. Jangan sampe jangan sampe...."
Jaemin tertawa keras, sudah mulai kehilangan fokus pada masakannya. Sejak mendengar kabar kalau Renjun hamil lagi, ia dan Haechan langsung tertawa terpingkal-pingkal, entah untuk rasa bahagia yang turut mereka rasakan, atau karena rasa kasihan kepada sahabat mungil mereka. Jangan tanya mengapa mereka mengekspresikan kebahagiaan dengan tertawa kesetanan seperti itu, karena memang itulah satu dari sekian banyak hal yang menandai persahabatan absurd mereka.
Dan kini, Jaemin harus kembali tertawa tidak waras saat membayangkan jika anak sahabatnya itu akan lahir dengan berwajah mirip seperti Haechan.
"Lu lagi tekdung masih ngeselin aja ye! Malesin ga bisa gua ajak baku hantam!"
"Gue becanda Echannn. Kalau anaknya mirip lo gapapa kok, malah seneng ntar ada kemungkinan mirip Yuqi juga, cantik!"
"Iya, anak lu ntar cantik dong Jun, cowok lagi gapapa asal cantik kaya gue. Gue request nih!"
Kini Jaemin yang ikut berkomentar soal calon keponakannya. Ia kebetulan sudah mematikan kompor dan bersiap menyajikan iga yang baru saja ia selesaikan, yang aromanya menguar lezat memenuhi seisi dapur. Matanya memandang pada bahan masakan yang masih memenuhi counter dapur, yang sebagian sudah diambil alih oleh Renjun untuk dijadikan sup.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanfictionMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./