How Mama Loves Papa

10.6K 1.1K 127
                                    

Banyak yang bertanya bagaimana bisa seorang Huang Renjun yang salty, galak, dan agresif mau untuk bertekuk lutut dan mengganti marganya demi nama keluarga seorang Lee Jeno yang sangat 'bukan-tipe-idealnya'?

Jeno itu memang tampan, sangat tampan! Ketampanan yang tidak realistis, begitu komentar keluarganya sebagai bentuk impresi pertama kepada calon anggota baru mereka. Ia juga anak lelaki tunggal dari keluarga baik-baik yang berkecukupan. Seorang yang mencintai seni tari modern melalui penempuhan jalur pendidikan yang membanggakan di universitas bergengsi. Punya kehidupan kampus yang berwarna, menyenangkan, dan diimpikan banyak orang. Pokoknya, Jeno ini tipe manusia yang dilimpahi banyak 'berkat' oleh Tuhan.

Tapi bagi Renjun, itu semua biasa saja dan tidak ada 'spesial-spesialnya'. Kecuali Jeno ini dilahirkan dalam kondisi yang berkebalikan dengannya sekarang tapi masih tetap dapat menciptakan dan meraih 'pola hidup' yang ia peroleh saat ini. Bagi Renjun, hidupnya Jeno itu hanya jalan hidup korelasional yang biasa-biasa saja.

Bahkan kalau boleh sesaat saja menjadi 'istri durhaka', Renjun bisa saja membeberkan hal-hal pada diri Jeno yang menurutnya 'merusak' semua kesempurnaan hidupnya itu. Pertama, Jeno itu cenderung absurd dan tidak jelas. Entah bagaimana masa lalu yang suaminya itu lewati karena Renjun tidak sepenuhnya mendampingi kala itu, tapi dilihat di masa sekarang saja, suaminya itu kadang membuat ia mengelus dada lelah.

Kedua, dia itu kadang kala membuat situasi semacam 'urgensi' bagi Renjun jika sudah bertindak 'tidak tegas' dan cenderung pantas disebut 'suami-suami takut istri'. Jika Mark mungkin akan melarang tegas Jisung untuk bermain hujan-hujanan di luar meski Jaemin sedikit lembut untuk itu, maka Jeno tanpa berpikir panjang akan mengizinkan Chenle melakukan hal yang sama hanya karena Renjun tidak melarangnya. Dia juga akan menyetujui apa saja yang Renjun kehendaki untuk kostum Chenle dan Logan jika mereka menghadiri acara, bahkan termasuk kostumnya sendiri.

Ketiga, Jeno itu kekanakan--tidak, tapi sangat kekanakan dan ada saat-saat tertentu di mana ia sangat jahil melebihi dua bayi mereka. Terutama dengan Chenle, ia sering sekali berebut siapa yang berhak mendapatkan pudding dengan selai strawberry buatan Renjun, atau bingsu mozarella yang sesekali mereka beli dari luar. Meski Renjun tahu bahwa suaminya itu tidak benar-benar 'bersaing' dengan Chenle, namun ia menyesalkan mengapa Jeno baru akan mengalah dengan kekehan jahil setelah berhasil membuat Chenle merengek dan berteriak dengan suara lumba-lumbanya? Belum lagi, hubungan mereka itu kadang 'manipulatif' dan mengecoh sang mama. Renjun pernah mengultimatum Chenle untuk tidak makan mie selama sebulan--meski itu mie buatannya-- tapi kemudian sang papa yang baik hati dan hobi tersenyum itu datang membawa satu bungkus ramen instan untuk  bayi lumba-lumba kesayangannya. Mereka memakannya di tengah malam dengan wajah Chenle yang sudah terkantuk-kantuk, meninggalkan bekas berantakan di dapur karena Jeno terus dirusuhi oleh Chenle saat akan membereskannya, dan berakhir dengan tidur di ruang tv dengan posisi yang membuat Renjun tersenyum gemas di pagi hari. Senyum gemas yang terganti menjadi teriakan murka saat ia mendapati dapurnya yang dalam semalam berubah menjadi sebuah kandang babi.

Bahkan, sekarang saja Renjun sedang curiga jika mereka berdua tengah terlibat dalam sebuah 'rencana' . Akhir-akhir ini Chenle jadi sering mempertanyakan soal bayi perempuan dan adik bayi kembar, bocah itu ingin memilikinya dan tiba-tiba saja Renjun membayangkan wajah mesum Jeno di balik kata-kata polos putranya.

Ya Tuhan, Jeno ini tidak main-main ya soal ke-visioneran-nya itu yang katanya ingin menghasilkan generasi-generasi berkualitas bagi Korea?

"Mama...."

Renjun yang sedang melamun sendiri di depan ruang tv yang kini digelari karpet untuk mereka berempat itu mengalihkan atensi pada pemilik suara imut yang kini merangkak ke arahnya dengan wajah mengantuk. Chenle langsung menjatuhkan tubuh beratnya di pangkuan sang mama dan menenggelamkan wajahnya di perut berisi Renjun, agaknya bocahnya ini tidak bisa benar-benar tidur dan merasa sedikit bosan karena papa dan adiknya sudah terlelap damai sekarang.

FAMILY TALE [ NOREN-LE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang