Hari ini rutinitas paginya Kak Lele sebelum berangkat sekolah akan sedikit berbeda. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun dan memastikan bahwa mama sudah menyiapkan cookies dengan hiasan choco chips berwarna-warni yang mereka buat semalam. Anak itu senang bukan main waktu Renjun menunjukkan cookies-cookies yang telah terbungkus cantik di beberapa plastik mungil, siap untuk dijual dan dinikmati oleh banyak orang.
Eh—kok cookiesnya malah dijual?
"Aku juga mau cookiesnya yah Mamaaaa~"
Renjun mengangguk sembari mengacungkan jempolnya, membuat Chenle semakin terkikik senang. Ibu hamil itu lantas menyisihkan sisa cookies yang ia buat ke sebuah kotak bekal yang biasa ia isi untuk makan siang Chenle di sekolah.
"Kak Lele cookiesnya tiga aja cukup ya Sayang? Jangan makan manis banyak-banyak, kan Mama juga bawain bekel roti isi daging yang Kak Lele mau.
"Nanti kalau makan kebanyakan perutnya makin enduuut~"
Chenle mengangguk patuh lantas cekikikan waktu Renjun mengelus perutnya. Anak itu ikut mengelus perut buncit mamanya dan memberikan Renjun wajah centil yang menggoda.
"Aduuuuuh kan pelut Mama juga gendut!!!"
"Iyaaa tapi nanti Kak Lele kekenyangan, perutnya jadi sakit. Cookiesnya sedikit aja ya Sayang, oke?"
Sekali lagi Chenle mengangguk semangat. Anak itu ikut menunjukkan jempol gendutnya dan dengan anteng kembali menontoni mamanya yang sedang menjelaskan mekanisme penjualan cookiesnya, seperti harganya, apa yang harus Chenle jelaskan kalau ada yang bertanya, "kamu jualan apa, Lele?" dan bagaimana cara menentukan kembalian kalau ada temannya yang mau membeli dengan uang lebih. Ini adalah event yang diadakan sekolah sebelum liburan musim dingin. Anak-anak dilatih untuk berkreasi dan memasarkan kreasi mereka. Karena Chenle memiliki minat dalam baking—dan kebetulan Renjun juga berbakat dalam bidang itu—maka keduanya memutuskan bahwa Kak Lele akan berjualan cookies di event market day ini.
Pukul delapan dan Chenle sudah siap dengan sekolahnya hari ini. Anak itu terus memamerkan cengiran lucunya pagi ini, tak peduli bahwa sejak tadi ia sudah digoda oleh sang papa yang jahil seperti biasa. Pagi ini Kak Lele ingin menyimpan energinya untuk berjualan dan memamerkan cookies hasil kolaborasinya dengan sang mama kepada teman-temannya yang lain!
"Lolo dengelin aku yah!! Hali ini aku mau jualan dan nanti aku dapet duit lho!!!"
Sembari menunggu Jeno menyiapkan mobil, anak itu terlebih dahulu mengajak ngobrol Logan yang baru bangun. Meski adiknya itu hanya dapat terbengong-bengong lucu dengan apa yang kakaknya bicarakan, namun Chenle tetap dengan semangat menceritakan rencana Market Day-nya hari ini.
****
INI LUCU GA SI BUAT DILANJUT?? WKWKWKWKWKW
tapi aku gabisa lanjut di-wattpad soalnya
Jadiii bakal aku lanjut di-trakteer, di link yang sama kayak kemaren. Jadi kalian cukup bayar sekali doang, tar kalau ada update cerita baru bakal ada notifnya:")))
(ANYWAYYY PLEASE TETEP KOMEN YAAAA DI TRAKTEER NANTI EHEHE LOP U)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
Fiksi PenggemarMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./