Hai, gimana countless wfh kalian? Btw, kayanya saking keseringan update book ini peminatnya sampe turun drastis ya:(
-
-
Hari ini Jeno ulang tahun, ia tahu dan menyadari itu sejak semalam. Tapi saat bangun tidur, suasana rumahnya masih sama seperti biasanya, tidak ada yang spesial kecuali Chenle yang tahu-tahu sudah terlentang di atas tubuhnya sembari mendengkur halus. Bocah itu hanya mengenakan pakaian dalamnya dengan air liur yang sedikit menetes dari mulutnya yang terbuka, tertidur dengan damai tanpa tahu telah menciptakan aroma liurnya di kaus yang dikenakan sang papa.
Saat pergi ke dapur, ia berharap setidaknya ada kue tart dengan lilin yang menyala di atasnya. Tapi nihil, yang ia temui hanyalah Renjun yang tengah menggendong Logan, si bungsu yang saat ini sedang merengek kecil di timangan mamanya.
Jeno yang melihat wajah mengantuk anaknya jadi bersemangat untuk mengganggu duplikat wajahnya itu yang kini asyik bergelung di dada istrinya.
"Lo, gendong sama Papa sini...."
Renjun yang kaget karena tiba-tiba ada Jeno di belakangnya itu langsung memandang suaminya sebal, "Diem-diem, jangan gangguin Lolo! Lagi anteng dia...."
Jeno tak mengindahkan ucapan istrinya. Dengan gemas ia menciumi pipi Logan yang membuat si bungsu berontak lantas menyembunyikan wajahnya di ketiak sang mama. Ada rengekan kecil yang keluar dari mulutnya.
"Maaaaa huhu...."
"Jen, usil mulu sama anaknya kenapa sih?!"
Jeno hanya cekikikan tanpa dosa. Logan yang sudah muncul dari persembunyiannya di ketiak sang mama kini menatapnya dengan alis berkerut marah. Tangan si kecil terlambai untuk memukul wajah papanya yang tengah tertawa menyebalkan itu.
"Abis wajah doang pada mirip aku tapi gaada satu pun yang nurut."
"Gapapa dong biar adil. Masa udah mirip kamu terus nurutnya ke kamu juga. Lagian Chenle cuma warna kulitnya doang tuh yang mirip kamu." Jawab Renjun sembari mendudukkan dirinya di kursi makan. Menggendong-gendong Logan cukup membuatnya pegal.
"Punya anak kembar lagi kayanya lucu deh, yang mirip aku lagi biar nanti ada empat orang yang wajahnya sama di rumah."
Jeno berkata tanpa dosa. Saat diberikan delikan sebal oleh Renjun pria itu lagi-lagi hanya terkekeh ringan sembari meraih handuknya di jemuran kecil di samping pintu kamar mandi. Ia kembali lagi hanya untuk mengecup pipi istrinya yang mana membuat Renjun semakin mendengus sebal.
"Cepetan mandi, Lee Jeno! Kamu bau iler tau ngga!"
"Idih apaan, ini ilernya anakmu tau! Lele tuh hobi banget ngilerin baju aku!"
Setelah berkata kesal seperti itu, Jeno langsung masuk ke kamar mandi, tak mengindahkan tawa mengejek istrinya yang menyebalkan. Selepas pintu itu tertutup, Renjun diam-diam tersenyum manis sembari mengeratkan pelukannya pada Logan yang sudah hampir tertidur pulas. Ia pandangi duplikat wajah suaminya yang kini matanya sudah sayup-sayup tertutup dengan senyum lebar dan perasaan haru, tak menyangka bahwa perjalanan hidupnya dengan Jeno sudah sejauh ini hingga menghasilkan bayi-bayi yang lucu dan menggemaskan. Boneka-boneka hidup yang ia sayangi dan cintai sepenuh hatinya.
"Selamat ulang tahun, Papa...."
-
-
Selepas Jeno berangkat ke gedung agensi, Renjun langsung menjalankan rencananya membuat kue ulang tahun dan berbagai macam hidangan yang akan disajikan malam nanti, termasuk di dalamnya mie ulang tahun yang pasti juga akan sangat diantusiasi oleh si sulung selaku bocah lumba-lumba pecinta mie nomor satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanfictionMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./