Choose your fav of "kata-kata andalan Lolo":
A. "No!!"
B. "No eja yah!!"
C. "HAWAAWAWA!!"
D. "Lo nen."
ENJOYYYYYY
.
.
2. Injun dan Nono Kecil
Menghadiri undangan pemberkatan selalu menjadi sesuatu yang menyenangkan sekaligus menyibukkan. Demi mengikuti upacara sakral pernikahan di sebuah gereja sebelum akhirnya merayakan pesta di gedung yang dekorasinya menarik mata, harus ada pengorbanan berupa bangun pagi dan mempersiapkan diri. Hal serupa juga tentu saja dirasakan oleh keluarga dengan Lee Jeno sebagai kepalanya, meski yang paling sibuk adalah si wakil ketua yang paling berkuasa.
Renjun, seperti yang sudah dapat ditebak, menjadi anggota keluarga yang paling sibuk sejak pagi. Ia bangun pukul setengah tujuh, menyiapkan sarapan seadanya, dan juga mempersiapkan diri ala kadarnya. Ibu hamil itu tahu bahwa akan sedikit sulit baginya memilih pakaian yang cocok dan nyaman mengingat kehamilannya yang sudah sangat besar, jadi yang ia gunakan hanyalah blus yang dipadukan dengan kardigan formal berwarna coklat pastel yang hangat. Untuk mempersiapkan sarapan dan dirinya sendiri hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam mengingat ia memang sudah handal dalam urusan macam demikian.
Namun meski begitu, urusannya tentu saja belum selesai. Ia masih punya dua kurcaci yang harus diurusi, dan satu bayi besar yang juga tak bisa lewat dari pengawasan. Meski Jeno yang bangun terlambat bisa menyelesaikan tugasnya untuk memandikan dua bayi mereka, tapi untuk urusan wardrobe, maka Renjunlah yang akan turun tangan langsung.
Karena sejujurnya, itu adalah pekerjaan yang diam-diam ia gemari selama ini.
"Emang kenapa sih aku itu lambutnya halus kaya gini kan aku itu ngga ngelti banget deh!!"
Jam sudah nyaris pukul sembilan, dan pemberkatan akan dilaksanakan pukul sepuluh tepat. Renjun yang tahu bahwa tugasnya sudah hampir selesai bisa dengan tenang menyelesaikan satu tugas terakhir yang membuatnya mengembangkan senyum sedari tadi, berbeda dengan si sulung--yang menjadi sumber dari pekerjaan mamanya--yang kini hanya dapat membatin frustasi atas perlakuan sang mama terhadapnya.
Haduh, memang perlakuan apa sih yang sedang dilakukan si mama beruang terhadap partner masak-masaknya ini?
"Rambutnya supaya rapi Kak Leleee~ kan rambutnya Kak Lele udah banyak, udah panjang, jadi biar rapi mama iket ya Sayang, oke?"
Renjun tersenyum manis ke arah Chenle yang sedari tadi hanya dapat curi-curi pandang ke arah mamanya dengan tatapan yang sulit diartikan; antara ingin protes, bingung, dan frustasi. Si kakak setinggi lampu tak mengerti kenapa mama begitu terobsesi dengan sepasang karet dan pita berbentuk lumba-lumba dengan warna biru pastel yang akan dipasangkan di rambutnya. Tapi sepertinya ia mengerti satu hal meski sedikit samar, bahwa ikat rambut dan pita-pita yang lucu akan membuat seseorang terlihat... cantik.
Chenle membatin galau. Anak itu tidak ingin menjadi cantik, tapi juga tidak mau membuat mama yang kini sedang bersemangat itu jadi sedih.
"Emangnya lambut aku halus kaya gini?! Iya?!!"
"Emang Kak Lele ngga mau kalau rambutnya kaya gini?"
Yang diberikan pertanyaan balasan itu hanya bengong sebelum mengerucutkan bibir lucu. Kak Lele yang masih galau lantas memangku dagu, sementara mama masih fokus pada helaian rambutnya yang akan diikat dua dalam kepangan kecil dan diberi jepit di depannya. Renjun yang sadar bahwa anak cerewetnya ini jadi super pendiam akhirnya tak bisa menahan tawa dan dengan gemas mengecupi pipi gemuknya yang wangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanficMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./