Pacaran

9K 956 243
                                    

"Papa sama Mama mau pergi. Kak Lele sama Lolo main dulu di rumah Mama Nana, boleh?"

Chenle yang sedang mengaduk-aduk sereal di mangkuknya itu mendongak dengan mata sipit bangun tidurnya saat sang mama yang daritadi sibuk mondar-mandir di dapur membuka suara sembari menempatkan Logan di kursi di sebelahnya. Bocah sulung itu baru sadar kalau mamanya sudah berpakaian rapi sekarang.

"Mau kemana? Aku ikut dong!"

"Mau pacaran, anak bayi ga boleh ikut!"

Suara papanya tiba-tiba terdengar, disusul dengan ciuman gemas di pipi yang membuat ia mengerang. Jeno yang mendapati wajah kesal sang anak terkekeh sembari menjulurkan lidah jahil.

"Pacalan itu apa? AKU MAU IKUTAN DONG MAMAAAA...."

Renjun yang kini tengah memakaikan serbet makan Logan setelah menyodorkan mangkuk berisi sereal yang serupa dengan milik kakaknya itu mendelik sebal ke arah Jeno yang sudah mencemari telinga anak-anaknya dengan kata-kata tak 'senonoh'.

"Papa mau ngobrol berdua dulu sama Mama, sambil minum kopi. Lele kan ngga suka kopi, jadi nanti Lele sama Lolo di rumah Mama Nana aja sambil makan es krim strawberry, ya?"

Mendengar kata 'es krim' langsung membuat mata sipit itu terbelalak lucu. Dengan mulut penuh sereal yang membuat pipi gemuk itu semakin mengembung, Chenle mengangguk-angguk senang.

"EMANG AKU BOLEH MAKAN ES KLIM LAGI?!!"

Renjun terkekeh gemas, "Boleh, asal jangan banyak-banyak ya Kakak. Nanti kalau kebanyakan makannya, Mama suruh Om Lulu buat peluk Kak Lele sama Lolo!"

"HIIIII TAKUT BANGET DEH HIHIHI!"

Chenle itu memang takut dipeluk Lucas, karena katanya Om Lulunya itu terlalu besar seperti raksasa. Tapi meski begitu, hubungan mereka sangat baik kok. Lucas juga memang totalitas sekali dalam bermain dan menakut-nakuti anak-anak kecil dengan suaranya yang kata Chenle mirip seperti gorilla.

"Tapi nanti Lolo sedih dong kalau ngga ada Mama!"

Renjun yang tadi sudah lega karena sudah mendapat izin si sulung jadi teringat kalau masih ada si calon kakak satu lagi yang belum memberikan izin. Apalagi, Logan ini memang agak susah melepaskan mamanya. Bocah yang saat ini sedang mengemut sereal sarapannya itu juga sepertinya tidak ngeh dengan obrolan mama dan kakaknya tadi.

"Lolo, Mama mau pergi sama Papa dulu ya, boleh?"

Renjun bertanya dengan hati-hati, ekspresinya menunjukkan penuh harap. Sebenarnya dalam hati ia merasa agak sedikit menyesal karena harus meninggalkan anak-anaknya meski hanya sebentar, apalagi Jeno juga tampaknya tidak ada niatan untuk membujuk mereka sama sekali. Padahal, dia sendiri yang punya ide untuk 'berkencan' tanpa dua bayi ini. Katanya sedang rindu berduaan dan ingin menikmati waktu bersama tanpa teriakan dua bayi ini.

"Nanti Lolo sama Kak Lele dulu ya, main di rumah Mama Nana sama Poo sama Kak Jisung, sama Yuqi juga."

"IYA! NANTI KITA MAKAN ES KLIM LHO LOLO!"

Logan yang bingung dengan ucapan mama dan kakaknya itu hanya terbengong-bengong lucu sebelum mengangguk kecil. Karena tadi ia mendengar nama sahabatnya, Poo, jadi ia asal mengangguk saja. Apalagi setelahnya juga ia mendengar kata 'es krim'.

"YEAYYYY!"

Chenle berteriak gembira dan mulai mengecupi pipi adiknya, tidak menyadari desahan lega sang mama yang akhirnya bisa melewati izin dari para 'majikan' ciliknya. Jeno yang baru keluar dari kamar mandi dengan dada telanjang dan bagian tubuh bawah yang terlilit handuk itu mengejutkan istrinya dengan sebuah kecupan di pipi dan pelukan di pinggang.

FAMILY TALE [ NOREN-LE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang