We're never enough of Lolo-Nono moments, right?
(Anyway Guys, please support Seulgi for RV comeback:(( One thing that u should know is the fact that me and Seulgi were Jeno's Godmother kkkkk g.)
.
.
.
Pagi itu, selepas Kak Lele dijemput mobil sekolah di jam delapan kurang seperempat, keadaan rumah entah mengapa jadi lebih hening dari biasanya. Renjun yang masih asyik di dapur dengan bahan makanan, susu yang ia minum, dan banyak camilan yang dimakan, sedikit terheran-heran saat menyadari tidak ada keributan yang biasanya terjadi. Kalau si sulung tidak ada, pasti yang menyumbang suara adalah papanya. Tapi karena ia juga tahu bahwa Jeno sudah ada di ruangan kerjanya untuk meeting online, ia akhirnya menerka-nerka, siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk membuat rusuh sekarang.
"Huks!"
Dan akhirnya ibu hamil itu mendapat jawaban juga saat ia mendapati si tampan yang sedang meringkuk lucu di depan pintu utama, dengan wajah berlinang air mata dan isakan sedih yang justru membuat Renjun ingin tertawa. Logan yang melihat mama langsung masuk ke dalam pelukan dan semerbak harum kecut bayi langsung menyapa indra penciuman.
"Ya ampunnn Lolo udah bangun? Kok Mama ngga tau hum?"
"Huks--Le gada! No gada!"
Renjun terkekeh gemas, mengerti apa yang membuat bayinya ini terisak-isak sedih seperti ini. Mungkin Logan sudah bangun daritadi dan tahu bahwa kakaknya tidak ada di sisinya, juga tidak ada di seisi rumah. Selanjutnya, bayi ini mungkin mencari teman bermain lainnya--Nono--dan tak menemukan sosok itu di kamarnya, atau di ruang kerjanya yang memang tertutup dan tak dapat ia buka.
Terakhir, si bayi tampan mungkin memastikan bahwa papa atau kakaknya belum berangkat dan ia mengeceknya di pintu masuk, yang ternyata sangat sepi dan sontak membuatnya tersedu-sedu sedih.
"Kak Lelenya sekolah Sayang." Ujar Renjun, menunggu reaksi si calon kakak. lbu hamil itu terkekeh gemas saat Logan kembali menunduk dengan bibir yang melengkung sedih. Ia jadi ingat rekaman suaminya yang menangis saat kecil dulu, yang persis sekali dengan Logan sekarang.
"Huks--huhuhu...."
"Tapi kalau Papa ada, lagi kerja. Lolo ngga boleh gangguin ya."
Logan Renjun bawa ke ruangan Jeno, sebatas untuk berdiri di depan pintunya agar Logan bisa mendengar suara sang papa dari dalam sana. Anak itu terbengong-bengong lucu saat menyadari bahwa suara yang ia kenal ternyata terdengar dari sana, dan itu adalah suara papa!
"No...."
"Tuh! Denger kan suara Papa? Papanya kerja dulu ya Sayang, habis ini main sama Lo, oke?"
Si tampan yang terbengong-bengong lucu itu Renjun dudukkan di lantai di depan pintu ruang kerja papanya. Selain karena sudah tidak kuat menggendongan Logan lama-lama, Renjun juga ingat bahwa ia harus menyelesaikan kegiatan pagi menyenangkannya yang tertunda. Logan juga tak bereaksi apa-apa alih-alih anteng duduk di lantai. Sesekali nama sang papa keluar dari mulutnya dalam bentuk gumaman lucu.
"Tot tot tot!!" Ujarnya, setelah bengong dalam waktu yang cukup lama. Ketukan tangannya di pintu tidak terlalu kuat, jadi Logan menguatkannya dengan suara pintu diketuk yang ia buat dari mulutnya sendiri. Bayi itu sontak tersenyum senang saat pintu dibuka dan menampilkan sang papa yang menyambutnya dengan wajah sumringah dan pelukan erat. Waktu akhirnya ia dibawa masuk dan didudukkan di pangkuan si kembaran, Logan tahu bahwa pagi ini ia akan sibuk kerja.
"No eja yah!!"
"Iyaa No kerja, Lolo temenin No kerja yaaa~"
"Lo eja ama No!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanfikceMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./