Special Guest : Luchan
••
Kediaman Jeno saat ini sedang sibuk menyiapkan kedatangan tamu mereka, meski sebenarnya yang sibuk itu hanya si mama yang daritadi masih betah bergelut di dapur sembari sesekali memantau anak dan suaminya yang ribut saling berlarian dan berteriak di ruang tengah. Selain memasak, Renjun juga harus siap siaga menyiapkan omelannya kalau-kalau ayah dan dua anaknya itu sudah bermain melewati batas; saling tindih-menindih, misalnya.Hm, sebuah multitasking yang hanya bisa dilakukan oleh ibu, istri, dan uke rumah tangga.
"MAMAAAA OM LULU KAPAN DATANGNYA SIH?!!"Chenle yang ia ketahui tadi masih asyik cekikikan di ruang tengah bersama papa dan adiknya itu tahu-tahu sudah muncul di dapur dengan rambut lepek berkeringat dan napas memburu, seperti benar-benar sudah menghabiskan energi dengan dua teman bermainnya. Tapi yang membuat Renjun tercengang kaget adalah celana anaknya yang tanggal dan kini hanya menyisakan dalamannya saja, memamerkan paha super putih dan montok Chenle.
"Ya ampun Kak Lele.... kok ngga pake celana?!"
Chenle yang diam-diam sedang berjinjit untuk mencuil krim coklat di kue bolu yang baru saja mamanya buat pagi tadi sontak berjengit kaget. Ia tertawa panik saat mendapati mamanya yang seperti sudah siap menangkapnya.
"HIHIHIHI DIPELOSOTIN PAPAAAAA!!"
Dia menjerit sembari terkikik kencang saat Renjun mengangkat tubuhnya dan menciumi perutnya yang hanya dibalut kaus tipis. Ibu muda itu tidak jadi marah saat mendapati respon anaknya yang--selalu--menggemaskan. Toh ia juga tahu kalau ini pasti ulah suaminya.
"Coba tunjukin ke Mama!"
Yang tengah ia prasangkai akhirnya ikut hadir sembari menggendong si bungsu yang kini penampilannya tak kalah membuat Renjun tercengang. Bocah dengan wajah persis suaminya itu kini hanya mengenakan kaus dalaman dengan kepala yang sudah ditutupi oleh sebuah celana, dan itu adalah celana Chenle yang tanggal dari kaki gemuk pemiliknya.
"MAAAAA!"
Logan berceloteh riang sembari berusaha menggapai sang mama, meski niatnya mungkin ingin pamer topi dari kolor kakaknya. Renjun yang melihat itu jadi dilema seketika, antara ingin tertawa gemas atau justru memarahi suaminya.
"Ini ngapain dipakein kolor kepalanya?!"
Dan ia kembali memilih untuk ber-multitasking; memarahi Jeno sembari menggendong dan menciumi Logan yang sepertinya sangat bangga dengan topinya.
"Kita lagi main lari-larian, terus celananya Lele melorot, yaudah sekalian aja aku pelorotin."
Renjun sweatdrop--lagi--mendengar penuturan Jeno, dan kemudian membatin tentang bagaimana suaminya itu menggunakan otaknya ketika bermain bersama dua krucilnya.
"Bukannya dibenerin malah dipelorotin!"
Ia mau kembali memarahi Jeno, kali ini untuk kasus memakaikan celana melorot Chenle di kepala Logan. Tapi saat matanya teralih untuk menatap si bungsu, Renjun malah tertawa sendiri dan jadi lupa untuk memarahi suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY TALE [ NOREN-LE ]
FanfictionMake your days full of joy with Papa, Mama, and their cutest tiny replicas🎈 Warn! BxB; mpreg; misgendering; random time set and plot! /A high probability of typos./