03. Awal pertemanan(2)

654 46 0
                                    

Pagi ini Zia sudah siap Dengan pakaian yang membalut tubuhnya saat angin malam berhembus. Ia berniat untuk mengajak ke-lima temannya untuk ke kafe, yang tak lain adalah Brian, peto, Liam, Iqbal, dan Teo.

Zia mengendarai motornya dengan santai dan sangat menikmati angin malam itu. Zia mengajak ke-lima pria tersebut dengan alasan ingin keluar untuk malam Minggu.

Bukannya caper atau hal negatif lainnya, tapi memang awalnya ia diajak oleh Teo untuk malming bersama temannya yang lain, tapi ia sempat menolak. Saat ini lah Zia mengajak kembali mereka.

Lama perjalanan hingga akhirnya sampai di kafe tersebut. Zia segera memasuki kafe tersebut dengan wajah datarnya.

"ZIANJING!!" teriak Liam.

Zia yang merasa terpanggil pun segera berjalan menuju meja yang sudah ditempati oleh ke-lima pria tersebut. Dan banyak pasang mata yang mengalihkan pandangannya pada Liam.

"Astaghfirullah Liam, istighfar nak." Ucap peto.

"Astaghfirullah." Ucapnya.

"Gausah malu-maluin Napa njing!" Kesal Zia.

Liam hanya nyengir,"canda ma bro!" Ucapnya sembari menampilkan deretan giginya.

Saat hendak menjawab, Zia dibuat terkejut akan kehadiran teman kecilnya, Dinar.

Dengan segera ia berlari ke arah Dinar dan segera memeluknya.

"Ya ampun Din, gue kangen banget sama Lo asu!" Ucap Zia.

"Ya amsyongg Zia bebep kuhh." Kaget Dinar.

"Kapan Lo balik setan?! Ga bilang-bilang!!" Kesal Zia.

"Ya maap, baru juga nyampe Bandung. Laper gue makanya mampir kesini." Jelasnya.

Fyi: Dinar ini temen Zia sejak jelas 1 SD, Dinar ikut dengan orang tuanya pada kelas 2 SMP.

"Mau pergi lagi? Ortu Lo mana?" Tanya Zia.

"Engga, gue menetap in here lagi,"

"My parents masih di Kanada, katanya sih masih banyak pekerjaan. You know lah gue ga bisa bahasa Inggris, disana gue kalo ngomong palingan dikit-dikit doang." Lanjutnya.

"Ohh, tidur dirumah gue gimana?"

"Emm, Sabi tuh"

Mereka tertawa pelan lalu menoleh saat mendengar deheman seorang pria.

"Eh iya gue lupa, kesana yuk Din" ajak Zia sembari menarik tangan Dinar.

Zia dan Dinar pun mendudukkan bokongnya di kursi meja tempat Zia semula duduk, emang berlebih dua kursi, tapi tak apa.

"Oh iya, nih kenalin temen kecil gue, namanya Dinar." Ucap Zia pada ke-lima pria tersebut.

"Hai cantik/halo/hai" jawab mereka.

"Genit Lo, Li." Ucap peto.

"Iri Lo?!" Jawab Liam ngegas.

"Santai setan!"

"Diem!" Tegas Brian.

Sontak peto dan Liam menutup mulutnya rapat-rapat.

"Li, panggil dong pelayanannya, mau mesen." Pinta Zia. Meskipun kesal, Liam tetap melaksanakannya.

"Mbak cantik!" Panggil Liam.

Salah seorang pelayan yang sedang berjalan tadi menghampiri mereka.

"Mau pesan apa say?" Tanya nya.

Wait.... Ini bukan pelayan yang dipanggil Liam!

"Sorry, tapi gue manggil Mbak cantik yang ono." Ucap Liam sembari menunjuk pelayan yang dimaksud.

"Sama aja say, ayke kan kerja hir tu." Ucap banci tersebut. Bagaimana seorang banci bisa bekerja di kafe ini?

"Eh banci! Kalau u ga bisa bahasa Inggris, gausah sok-sok-an mau pake English language."

"Ihh, ayke pinter tau bahasa englis nya."

"Nama Lo siapa?"

"Sintah."

"Ohh, yaudah deh buruan pesenin. Spaghetti tiga burger dua sama chicken katsu nya dua. Minumnya lemon tea empat sama jus mangga nya dua cappucino dinginnya satu." Ucap Liam.

"Aduh cyin, banyak banget."

"Ck, buruan deh. Laper ini!"

"Santai dong say."

"Awas aja sampe salah pesen Lo Santo!"

"Heyy!! Nama ai sintah es-i-en-te-ah dip-"

"Sinta'ah?" Potong peto.

"Sintah! Ihh ga sekolah yah yu berdua?! Kesel dech ayke."

"Udah buruan sana!" Kesal Brian.

Banci yang bernama Santo-eh Sinta tersebut segera berjalan untuk menyiapkan pesanan.

Tak lama setelah itu dia datang dengan satu orang pelayan cantik.

"Ini cyin pesanan nya, silahkan dinikmati." Ucap banci tersebut. Saat hendak meninggalkan meja, Liam mengeluarkan suara genitnya.

"Emm mbak." Panggil Liam.

Sinta dan pelayan cantik menoleh kearah Liam.

"Bukan Lo,"

"Mba cantik yang ini, sono pergi." Usir Liam.

Sinta pun pergi dari hadapan mereka, "ada apa ya mas?" Tanya pelayan tersebut, panggil aja Siti.

"Namanya siapa cantik?" Ujar Liam sembari mengedipkan matanya.

"Siti."

"Boleh minta nomernya gak?"

"Ga ada! Genit banget Lo jadi cwo, udah mbak lanjut kerja aja. Maaf ya." Ucap Zia.

Pelayan tersebut mengangguk Lalu segera berjalan menuju dapur kafe.

"Apasih zi! Gue kan mau pdkt."

"Sejak kapan lu jadi playboy?! Perasaan yang WhatsApp nya kayak asrama cewe cuma si peto."

"Dih, playboy dengkul lu! Peto sama gue jangan di sama-sama-in."

"Jelasin apa bedanya?!"

"Si peto jelek playboy yang ga tau diri, kalo gue ganteng, kaya, ga playboy, baik, id-"

"Syutttt," Zia meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Liam.

"Gausah banyak bacot, Lo sama peto emang beda, tapi Lo mirip sama si Santo Sinta siapa itu si banci." Lanjutnya.

"Jawab lagi gue potong mulut lu!" Ucap Brian.

OKE SEGINI DULU, YANG UDAH BACA JANGAN LUPA VOTE KALO GA VOTE TINGGALIN KOMEN SOALNYA AUTHOR MAU NANYA. KARAKTER TEMEN DI CWO NYA KEBANYAKAN GA SIH? KALO KEBANYAKAN BIAR NTAR DIKURANGIN AJA JADI DUA SUPAYA GA KEBANYAKAN, TERUS SI SANTO-EH SINTA DIBANYAKIN. MUNGKIN BUKAN SI SINTA NYA, TAPI YANG SEALIRAN SEROH APANSIH, YANG SAMA-SAMA WARIA SINTING MAU GA?

Part selanjutnya aku usahain panjang deh.

SEKIAN CERAMAHNYA WASALLAM ☺️.

USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang