16. Pulang

235 23 0
                                    

Siap bertemu siap juga untuk berpisah.
~?~

Sudah lebih 2 Minggu Brian belum sadar, ujian kenaikan kelas juga segera diadakan.

Zia dan yang lainnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia hingga ujian selesai, juga menyuruh anak buahnya untuk menjaga di depan pintu ruang rawat Brian.

Karena Harry kabur saat sedang disidang untuk dimasukkan ke penjara. Polisi sedikit kesusahan mencari keberadaan tua Bangka itu.

"Jangan sampe ada yang tinggal Din." Ucap Zia pada Dinar.

"Iya."

Mereka memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Setelah selesai, mereka berpamitan dengan Dania terlebih dahulu.

Perjalanan dari hotel menuju rumah sakit tidak terlalu jauh, kira-kira membutuhkan waktu sekitar 10 menit jika menggunakan kendaraan.

Saat sampai di depan ruang rawat inap Brian, yang pertama masuk adalah Zia, yang lainnya menunggumu giliran untuk masuk.

"Assalamualaikum." Salam Zia saat memasuki ruangan tersebut.

Dania yang tadinya sedang mengelus rambut Brian, menoleh kearah Zia.

"Wa'alaikumusalam, udah mau berangkat sayang?" Tanya Dania.

"Udah tan, Brian gimana? Masih belum sadar?"

Dania mengangguk, "Dia masih tidur."

Zia tersenyum sedih. Tidur. Ya tidur.

Saat Zia memerhatikan Brian, tanpa sengaja ia melihat jari Brian sedikit bergerak.

"Akh-" Brian memegang perutnya yang terasa nyeri. Sontak Zia berlari kearah Brian, Dania yang paham dengan keadaan pun berjalan keluar.

"Jangan banyak gerak dulu." Perintah Zia.

"M-minum."

Zia mengambilkan segelas air yang ada di nakas, lalu memberikannya pada Brian.

"M-makasih."

"Sakit banget?" Tanya Zia sembari memegang perut Brian.

"Jangan dipencet!" Ucap Brian saat Zia sengaja menekan lukanya.

Zia cengengesan, "Ehehe, sorry."

"Mau kemana?" Tanya Brian.

"Pulang."

"Kemana?"

"Ya Indonesia lah."

"Ngapain?"

"Kayaknya habis ditembak Lo mendadak amnesia deh."

Brian mengangkat sebelah alisnya.

"Huh, kita kan ujian kenaikan kelas bego!"

"Oh."

Zia membelalakkan matanya, "Buju busettt," dia tertawa pelan, "oh doang?! Just oh?! Lo-arghh." Zia memperagakan seolah sedang mencakar wajah Brian.

USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang