42. Temenin

92 11 0
                                    

"Pengen nyantet orang deh." Ucap Zia.

Dinar yang duduk disampingnya menoleh, "Nyantet siapa? Bilang ke gue aja, soalnya gue dukun."

"Ga Nyantet deh, pelet aja."

"Siapa?"

"Manurios, kenapa dia ga bales DM gue ya?"

"Lo mau gue santet?"

"Kok jadi gue?"

"Lo ngawur banget!"

"Ngawur apaan, sesibuk apapun cowok, kalau dia setia pasti tetep bales chat."

"Manurios kenal sama Lo?"

Zia menggeleng.

"Pernah ketemu?"

Zia menggeleng lagi.

"Nah, terus kenapa Lo berharap sama orang yang bahkan orang itu ga kenal dan ga pernah ketemu sama Lo?"

"Karna berharap itu seru, cuma kalo ga kejadian ya sedih."

"Sinting! Ada ya orang kaya gini? Jangan-jangan readers juga gitu?"

"Kayanya iya, soalnya mereka suka sama yang fiksi. Udah tau ga bisa digapai masih aja berusaha."

"Bedanya sama Lo apa?"

"Gue tinggal di dunia fiksi, tinggal cari orang yang cast nya manurios terus gue pacarin. Sedangkan readers? Mereka malah pengen jadi jodoh dari tokoh fiksi."

"Lo di hujat readers gue ga ikut ya."

-usai-

Varo menatap Zia horor, bisa-bisanya adik kesayangannya itu mengatakan yang tidak-tidak pada orang tuanya.

Flashback on

Zia berjalan kearah Serra dan Rey yang sedang menonton tv sembari berbicara santai.

Ia duduk di tengah-tengah orang tuanya, sangat menggangu.

"Bun, yah."

Kedua orang tuanya menatap Zia yang asik memakan kacang.

"Kenapa?" Tanya Serra dan Rey bersamaan.

"Bang Varo ada pacar tau."

Rey dan Serra membelalakkan matanya.

"Kamu tau darimana?" Tanya Serra.

"Kem-mphht." Mulut Zia dibekap oleh Varo dari belakang.

Zia mencubit tangan Varo dengan keras sehingga bekapan itu terlepas.

"LO MAU GUE PINGSAN YA?!" Pekik Zia.

Varo diam dan tersenyum manis, "Mau duit kaga?"

Zia yang awalnya kesal langsung mengangguk semangat.

"Mau lah!"

"Bantuin gue bikin tugas makalah dulu." Zia mengangguk semangat, lalu berjalan mengikuti Varo.

Sampailah saat ini mereka berada di kamar Varo.

Flashback off

USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang