44. Terimakasih....

90 15 0
                                    

"Lo pegang yang erat ya?"

Zia mengangguk, lalu tangannya memegang besi yang berbentuk bulat dan bergantung disana bersama pria yang dulu pernah menjadi bagian hidupnya.

Zia tertawa dengan kencang, ini sangat seru!

Airen tersenyum melihat Zia bisa tertawa lepas seperti ini, tawanya yang menawan, membuat siapa saja terpikat.

Airen tersenyum melihat Zia bisa tertawa lepas seperti ini, tawanya yang menawan, membuat siapa saja terpikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SERU GAK?" ucap Airen sedikit berteriak.

"BANGET!! WOUWWW!!" Zia berteriak senang.

Ini adalah hari yang sangat bahagia baginya, ia tak akan melupakan hari ini!

Telah penat bermain, mereka berdua berjalan menuju pedagang bakso, kan enak ya malem-malem makan bakso.

"Pak pesen baksonya dua ya." Ucap Airen.

"Siap den, ditunggu ya." Airen hanya membalas dengan anggukan.

Airen menatap Zia yang sedang tersenyum memandangi fotonya saat bermain tadi, ia sengaja meletakkan handphonenya di sela-sela ranting pohon.

"Kok gue ga keliatan?" Tanya Airen.

"Ada kok, nih." Zia menggeser layarnya, dan terlihat Airen disana sedang tersenyum.

"Btw, makasih ya buat hari ini. Gue seneng banget banget banget! Apalagi main yang tadi." Ucap Zia dengan senyum manisnya.

"Iya, apapun yang buat Lo seneng gue juga ikut seneng." Jawab Airen.

"Kalau gitu bakso Lo buat gue aja, kan makan 2 mangkok bakso bikin gue seneng." Airen tergelak.

"Jangan dong, nanti mukanya makin bulet." Ucap Airen sembari mencubit pipi Zia.

Zia tergelak juga, nanti mukanya bulat seperti bakso AHAHAH.

Bakso yang mereka pesan akhirnya sampai juga, mereka menyantap nya dengan santai, pasalnya masih pukul 19.12 masih ada waktu untuk menikmati malam yang indah ini di pasar malam.

"Ren, mau dong yang itu." Tunjuk Zia pada sebuah bakso yang ada di mangkuk Airen.

"Emang belum kenyang?" Zia menggeleng.

"Nih." Airen mengambil 2 buah baksonya lalu memberikannya pada Zia.

"Yes! Makasihhh." Zia memakan baksonya dengan hati gembira.

Ting!

Handphone Airen berbunyi, sebuah pesan yang masuk membuatnya terdiam.

"Kenapa?" Tanya Zia saat melihat wajah tegang Airen.

"Hah? Engga, gapapa." Jawabnya berusaha senyum.

"Yakin?" Airen mengangguk.

"Habis makan kita pulang gapapa?" Tanya Airen hati-hati, ia takut Zia tak mau pulang karna masih ingin bermain.

USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang