29. Kembali

157 19 1
                                    

Suara dorongan brankar memenuhi lorong rumah sakit yang sedang sepi, seseorang yang tengah berada di atasnya terus meringis kesakitan.

Flashback on

Liam, peto, Teo dan Iqbal tengah berada di sebuah cafe. Karena merasa suntuk di rumah, mereka memilih untuk ke cafe yang memilki ruangan yang bisa menghilangkan rasa bosan mereka.

Menikmati lagu yang di putar oleh karyawan cafe, dan meminum serta memakan camilan yang dibeli.
"Brian sama Zia lagi pergi, terus Dinar sendiri? Ajak dia kesini." Ucap Liam.

"Dia lagi kerumah sepupunya." Jawab Teo.

"Tau darimana?"

"Tadi gue tanya." Liam menganggukkan kepalanya.

Hingga mereka sudah ingin keluar dari cafe untuk kerumah Iqbal, dan tiba-tiba ada beberapa orang bertubuh kekar menghampiri mereka.

"Lo kenal Zia?" Tanya salah satu dari mereka.

"Kenapa?" Tanya Liam.

"Dimana tu bocah sekarang?!"

"Apa urusan Lo?!"

"Dia punya urusan sama bos gue!"

"Bos?" Beo Iqbal.

"Daripada banyak bacot mending Lo kasih tau gue, dimana tu bocah Sekarang?!"

"Gue ga bakalan ngasi tau kalian." Liam berjalan menuju parkiran motor, begitupun dengan teman-temannya.

Saat sedang mengendarai motor, tiba-tiba pria berbadan kekar tadi mengejar mereka.

Liam menekan sebuah tombol yang ada di helm nya, "Ngebut!"

Liam dan yang lainnya menaikkan kelajuan motor yang dibawa, hingga salah satu dari pria yang berbadan kekar tadi menghalangi motor Liam.

Liam, Peto, Teo dan Iqbal turun dari motornya.

"MAU LO APA?!" Emosi Liam sudah tak terbendung lagi.

"Santai, gue cuma minta Lo buat kasih tau dimana Zia." Jawab salah seorang pria itu.

"GUE UDAH BILANG KALAU GUE GA BAKALAN KASIH TAU ELO!"

"Oke, kalau itu yang Lo mau."

Terjadilah aksi pukul memukul diantara para pria itu.

"TERAKHIR PERTANYAAN GUE! DIMANA ZIA?!" Lagi dan lagi, pria itu bertanya.

"GUE.GAK.BAKALAN.KASIH.TAU.ELO!" Tekan Liam.

Bugh

Liam memukul rahang pria itu.

Bugh

Brak

"LIAM!" Peto, Teo dan Iqbal berteriak kala melihat Brian yang tertabrak oleh sebuah mobil Avanza hitam.

"MAU LO APA SIH ANJING?! LO UDAH NYELAKAIN TEMEN GUE! TUNGGU AJA BALASAN GUE KE KALIAN DASAR BRENGSEK!" Teriak Peto.

"Cabut."

Teo menelpon ambulans untuk menjemputnya Liam yang meringis kesakitan akibat tabrakan tadi.

Wiu wiu wiu

Jangan ketawa loh ya, ini scene-nya sedih loh.

Ambulan datang dan langsung saja Liam di masukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang