Sangat melelahkan di hari senin yang sangat terik ini, upacara baru saja diselesaikan. Pidato yang selalu saja membahas murid yang suka bolos, nilai rendah, datang terlambat. Zia merasa sangat kesal pada kepsek, tapi bagaimana pun juga ia tidak boleh memerintah kepsek. Karna kepsek lah selama ini yang berhasil menangani murid nakal.
Jangan berfikir karena Zia pemilik sekolah, jika ia melanggar peraturan akan dibiarkan, kalian salah. Zia pernah dihukum karena mencuri buah jambu di halaman belakang sekolah, lagian siapa suruh menanam buah di sekolah, kan muridnya jadi pengen ngambil.
Zia sedang duduk di samping Dinar sembari mengipasi wajahnya yang terasa terbakar. Mereka berdua sangat bersyukur bisa sekelas, tetapi Brian dan yang lainnya di kelas lain.
"Kita jamkos, bu Wiwit izin." Ucap Satria, selaku ketua kelas.
"Bu Wiwit izin kenapa?" Tanya Yaya.
"Katanya sih suaminya sakit."
"Sakit apa?"
"Ya mana gue tau."
"Lo ga nanya gitu?"
"Udah duluan mati."
"INNALILLAHI WA INNAILLAIHI ROJI'UN." Semua murid di kelas berucap termasuk Zia dan Dinar.
"Kenapa?" Bingung Satria.
"Suami bu Wiwit meninggal?" Tanya Yaya.
"Astagfirullah! kaga!"
"Terus tadi yang mati?"
"Hp gue yang mati, kemaren lupa di-cas."
Semua murid berdecak malas, harusnya Satria mengatakan bahwa yang mati itu hp nya bukan suami bu Wiwit.
"Lain kalo kalo ngomong yang jelas!" Tukas Zia.
"Kaliannya aja yang salah paham."
Seisi kelas melempar kertas pada Satria, ketua macam apa ini? Tidak ada kah ketua yang baik dan tidak menyebalkan?
-usai-
Zia sedang berada di markasnya, membawa kalung Brian yang tertinggal di rumah Dinar kemarin. Tangan lentiknya membuka sebuah kotak yang ia bawa dari rumah bernuansa belanda waktu itu. Mengamati setiap inci kalung itu dengan seksama.
"Kalung ini saling melengkapi satu sama lain." Gumam Zia.
Matanya beralih menatap kalung yang sedang ia gunakan, mengingat perkataan Dania waktu masih di Amsterdam.
Flashback on
"Zia." Panggil Dinar.
Zia menoleh ke arah Dania yang duduk disampingnya.
"Kenapa tan?"
"Ngeliat kalung kamu, tante jadi inget kalung yang tante beli untuk keponakan tante yang perempuan," Zia menunggu Dania melanjutkan ucapannya.
"Tapi kalungnya tinggal di rumah lama tante. Yang satunya juga hilang wakt tante di taman Bandung." Lirih Dania.
"Bandung?" Dania mengangguk.
Oke, Zia tau sekarang.
Flashback off
Untung saja Zia sempat bertanya pada Xyrion masalah kalung ini, dan syukurlah hari ini Xyrion datang ke Indonesia untuk mempertemukan keluarga kecil yang dulu sempat berpisah itu.
Saat sedang mengamati kalung, handphone Zia berdering. Disana tertera nama Om Xyrion, apakah ayah dari Brian sudah berada di Indonesia? Tanpa pikir panjang, Zia mengangkat panggilan telepon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI [END]
Teen Fiction📢 Jangan di copy-paste 📢 seorang perempuan yang mengetuai sebuah agen rahasia yang sangat terkenal. Semua isi hidupnya sulit ditebak, sebuah tatto yang ada pada lengannya membuat seorang pria sangat ingin tau apakah arti dari tulisan tersebut. hin...