45. Kehilangan keduanya

87 13 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Zia membaca surat yang dikirimkan oleh Tiara dari Jakarta, surat yang ditulis oleh Airen sebelum ia pergi.

Kata Tiara, ia menemukan kertas itu di dalam tasnya, ada dua kertas, yang pertama.

Untuk Zia yang pernah singgah.

Yang kedua.

Untuk Tiara yang sudah menetap.

Zia membuka surat itu dan membaca

ya dengan hati yang....

Dia tidak bisa menjelaskan perasaannya saat ini, semuanya campur aduk.

"Thanks udah hargai gue sebagai seseorang yang pernah singgah ren," Zia mengipas wajahnya sembari menatap ke langit-langit kamarnya.

"Ga kuat gue ga kuat HUAA." Zia menangis setelah membaca pesan itu.

"KENAPA CEPET BANGET PERGI SIH REN?!" Teriak Zia dengan suara yang tidak kencang, karna ia menenggelamkan wajahnya dibantal.

"Hiks... Airen..." Zia terus menangis hingga tanpa sadar ia terlelap dengan mata yang sembab, rambut acak-acakan.

"Zia! Gue ketemu sama Liam tadi!"

"HAH?! Sumpah Lo?!"

"Iya! Katanya dia kangen, pengen ketemu sama Lo. Dia juga kangen Lo kerumah dia."

Zia tau rumah yang dimaksud.

"Ya gue sekolah, akhiran ini juga lumayan sibuk."

"Ka-"

"HAI ADEK MANIS!!!" Liam datang dengan riang.

Mata Zia berbinar melihat Liam ada di depannya, "ABANG!!!" Zia berlari memeluk Liam.

"KANGEN BANGET!!! BALIK YUK!"

"Ga bisa."

"Ga bisa minta ke Tuhan buat nambah waktu?" Lirih Zia.

"Kalau bisa emang ga takut liat mayat hidup lagi? Hm?"

"Y-ya takut sih." Kekeh Zia.

"Sana tidur lagi."

"Ga mau, masih mau peluk."

"Yaudah." Liam menepuk kepala Zia pelan.

Setelah Zia tertidur, ia membisikkan sesuatu.

"Ke rumah ya, bawa bunga."

"LIAM!" Jantung Zia berdetak dengan cepat, semuanya terasa begitu nyata.

Ia juga memimpin Airen yang membawa kabar bahwa Liam rindu rumahnya dikunjungi.

Matanya melirik jam yang tergantung di dinding, "Jam 10? Perasaan gue tadi nangis jam 6 terus ketiduran mungkin jam setengah tujuh."

USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang