Seventh

1.2K 144 6
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[180621]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Bukannya berpegangan pada Jungkook, Jimin yang kesakitan malah menggenggam tangan Minju sampai sebuah Buggati La Voiture Noire berhenti di hadapannya.

Tubuh pria mungil itu bergerak dengan cepat sekali hari ini. Tidak hanya itu, jiwa pahlawannya muncul dan membuatnya melakukan sebuah tindakan terpuji. Pasti negara ini bangga memiliki warga negara seperti dirinya. Kecintaan para warga negara pada negaralah yang membuat negara ini tetap bisa bersatu.

Sepertinya pria di dalam mobil itu tidak punya banyak waktu untuk merawat Minju karena terlalu sibuk bekerja supaya bisa membeli mobil mewah produksi luar negeri, yang sudah pasti harganya sangat mahal. Padahal cara menggunakan uang lebih penting daripada mengumpulkan uang. Bagaimana menyadarkan pria ini bahwa ada yang lebih penting daripada uang yang berhasil dikumpulkannya?

Pintu mobil sudah terbuka, tapi Jimin terlihat tidak berminat untuk masuk. Jungkook tidak mengerti kenapa sinar mata pria mungil itu terlihat tidak senang. Apa yang membuatnya seperti itu? Padahal Jungkook sama sekali belum menyampaikan maksudnya. Tapi, saat ini pria itu bertanya-tanya akan seperti apakah respon pria mungil itu setelah mendengar perkataan yang akan disampaikan Jungkook. Tentang permintaan tolong itu.

🐥🐰

“Baiklah. Cepat katakan apa maumu. Aku lelah sekali hari ini.” Jimin segera bertanya kepada pria itu setelah mereka mendapat tempat duduk di restoran keluarga yang terlihat sangat mewah itu.

“Cepat katakan padaku, kau ingin minta tolong apa. Ingat yang kukatakan padamu tadi. Aku bisa melakukan apapun padamu karena aku dikenal sebagai pencari gara-gara. Lagipula, aku harus banyak istirahat. Aku tidak punya banyak waktu untuk menghabiskan waktu bicara dengan seseorang yang bahkan menjaga keponakannya saja tidak mampu.”

Lagi-lagi, pria mungil itu tidak memberikan kesempatan Jungkook berbicara. Jimin terus menyerangnya. Sudah tiga puluh menit berlalu sejak awal pertemuan mereka dan perlahan-lahan Jungkook mulai terbiasa mendengar dan berhadapan dengan serangan pria mungil itu.

“Aku beritahu kau. Aku biasanya tidak bisa sabar seperti sekarang ini. Hanya saja, kondisiku saat ini yang membuatku seperti ini.”

Kali ini, yang dikatakan Jimin menarik simpati Jungkook. Sepertinya yang baru saja dikatakannya itu benar. Gad- Pria Penyihir ini tidak mungkin rela dan mau menunggu ataupun bersabar seperti sekarang. Bahkan, mungkin dalam urusan bercinta.

Jungkook terkejut dengan pikiran tak terduga yang baru saja muncul di kepalanya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal itu. Lagipula, penyihir ini bukanlah lawan yang setara untuknya.

“Selama enam bulan terakhir, ini adalah kelima kalinya dia berhasil lolos dari kematian.” Jungkook sudah terlebih dahulu bicara sebelum pria mungil itu membuka mulutnya lagi. Ia yakin kalau ia tidak bicara sekarang mungkin kesempatan itu tidak akan datang lagi.

“Kau…..kau sama sekali tidak pantas memegang predikat sebagai wali anak ini.” Jimin menyahut dengan nada tinggi dan penuh kemarahan. Wajahnya yang putih dalam sekejap berubah menjadi merah seperti orang yang terserang demam. Wajah pria mungil itu jauh dari kata membosankan. Jungkook yakin, ia tidak akan pernah merasa bosan memperhatikan perubahan raut wajah pria mungil ini.

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang