Fortieth Fifth

746 97 6
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[300721]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Seperti orang gila, Daniel masuk ke rumah yang ditinggali oleh ibunya dan Dong Won.

“Selama ini kau tahu?” Daniel menarik kerah Dong Won.

“Apa yang hyeong bicarakan?” Dong Won memandang kakak tirinya itu dengan tidak percaya. Daniel terlihat tidak biasa sehingga Dong Won menyerangnya secara tiba-tiba.

“Jawab aku! Kau tahu apa yang dilakukan eomeoni? Ini semua perbuatanmu?”

“Apa maksud hyeong?”

“Sial!”

“Jadi dia juga tidak tahu.” batin Daniel.

Daniel tidak tahu apakah ia harus merasa lega atau sebaliknya.

Daniel menjatuhkan dirinya ke sofa dan menyisir rambutnya ke belakang. Dengan penuh tanda tanya, Dong Won memandang Daniel lalu membuka dokumen yang sempat dilemparkan kepadanya. Tanpa disadarinya, ia pun mendadak murka.

“Apa ini? Apa eomeoni sudah gila?”

Benar. Ibu kami memang sudah gila. Kalau tidak, tidak mungkin dia melakukan kejahatan seperti ini.”

Alasan apa yang paling tepat untuk menjelaskan semua yang sudah dilakukan oleh ibu mereka? Hanya satu kata. Satu kata yang bisa mereka gunakan untuk menyelamatkan sang ibu, dan kata itu pun sudah keluar dari mulut Daniel. Ibunya adalah wanita gila.

Siang tadi, aktor baru bernama Cho Dong Jin mangkir dari jadwal syuting dan menghampiri Daniel untuk meminta uang. Sadar bahwa ia tidak akan menerima apa-apa, Dong Jin menyodorkan sebuah dokumen yang membuat mulut Daniel menganga.

Tentu saja ada foto porno pria itu bersama dengan sang ibu. Selain itu, juga ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa wanita itu memanfaatkan Dong Jin untuk ‘mengurus’ Minju, seperti sebuah catatan dan juga kaset rekaman yang berhubungan dengan anak itu. Bahkan, catatan uang kotor yang diberikan oleh sang ibu kepada Dong Jin, untuk melakukan itu semua.

Tidak terhenti di situ, dia juga ikut campur dalam urusan keuangan Daniel dan Dong Won, dan juga rekening yang dimiliki oleh Presiden Direktur Kang, untuk membeli saham perusahaan IONIQ yang menjadi salah satu aset Kang’s. Ditambah lagi, ibu mereka pun ikut menyentuh saham-saham bisnis Kang’s.

Dengan wajah pucat, Dong Won menggenggam dokumen itu di tangannya. Tubuhnya gemetar.

“Mustahil. Bagaimana bisa hyeong mempercayai ini semua? Hyeong yakin ini benar terjadi?”

“Iya. Hal itu benar-benar terjadi. Bukti-buktinya sudah jelas ada di depan mata kita.”

“Bagaimana bisa hal seperti ini luput dari perhatian kita?”

“Aku tidak tahu. Tapi aku yakin, pasti dia punya partner dalam hal ini. Tidak mungkin eomeoni melakukan ini semua sendirian.”

Mendengar yang diucapkan kakak tirinya itu, Dong Won mengangguk-angguk. Kalau dia sampai bisa mengusik saham keluarga, pasti dilakukannya dengan hati-hati. Tidak mungkin sang ibu bekerja sendirian. Pasti dia menerima bantuan dari seseorang yang cukup paham tentang hal ini.

Hyeong ini bagaimana? Kenapa hyeong tidak bisa mengelola perusahaan dengan baik?”

“Kau sendiri tahu kalau saham-saham itu bukan sepenuhnya milikku. Bagaimanapun, abeoji lah pemiliknya, walau saat ini dia dalam keadaan terbaring seperti itu.”

Dong Won hanya bisa menggigit bibirnya mendengar Daniel mengomelinya seperti itu.

“Ya Tuhan!” Daniel tidak pernah mengira bahwa ibu mereka bisa melakukan hal segila itu. Ia pun bertanya-tanya, bagaimana sang ibu bisa melakukan itu semua. Daniel menggaruk kepalanya gemas.

Hyeong, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” untuk pertama kalinya, Dong Won meminta saran dari kakak tirinya.

“Aku juga tidak tahu. Kalau mereka sampai tahu hal ini, aku yakin mereka tidak akan tinggal diam. Mereka tidak akan memberi ampun pada kita.”

“Kalau begitu……ini adalah akhir untuk kita semua. Kalau mereka sampai tahu.”

Masalah ini tidak hanya berhubungan dengan keberlangsungan perusahaan mereka saja. Kalau masalah ini sampai diketahui oleh publik, seluruh keluarga mereka akan hancur berantakan.

“Hal paling pertama yang harus kita lakukan adalah membawa eomeoni ke rumah sakit jiwa.” Dong Won berkata kepada Daniel yang sedang larut dalam pikirannya sendiri.

“Apa?”

“Seperti yang kau bilang tadi. Eomeoni sudah gila. Jadi kita harus bilang kalau eomeoni sudah gila dan tidak waras. Kalau kita berkata seperti itu, pasti kita juga akan punya jalan keluar. Walau nama keluarga kita cukup besar, aku yakin kita tidak akan bisa lolos dari kejahatan pembunuhan. Kau sadar kan, kalau kita saat ini sedang berurusan dengan Jeon Jungkook?”

Walau orang itu, maksudnya, ibu mereka sudah terbaring di dalam kubur pun, Jungkook tidak akan dengan mudah melepaskan mereka. Tidak ada yang ingin berurusan dengan Jeon jungkook yang dikenal sebagai raja iblis jika ia tengah marah.

“Lalu sisanya?”

Sisanya. Masalah yang berhubungan dengan apa yang terjadi pada keponakan mereka. Lalu penculikan yang dilakukan pada si manis Jimin. Belum lagi adik Jimin bekerja di kejaksaan sebagai jaksa agung. Semua hal itu membuat mereka tidak tenang. Mereka sama-sama merasa cemas. Belum lagi kalau memikirkan identitas seseorang yang sampai saat ini belum terungkap. Seseorang yang menjadi rekan sang ibu berbuat kejahatan.

“Berapa lama lagi, waktu yang kami miliki? Apakah Jeon Jungkook akan berhasil mengetahui fakta ini?” tanya Daniel dalam hati.

“Entahlah. Kita harus membuat pilihan terbaik. Kalau kita menutup mulut Dong Jin dengan memberikan sebagian dari warisan yang kita miliki, pasti hanya berhasil untuk sementara. Aku yakin, sesudah itu, dia akan meminta lagi. Dan lagi. Dan lagi. Dia tidak ada bedanya dengan lintah. Dia tidak akan merasa puas sampai situ saja.”

“Lalu menurut hyeong, kita harus bagaimana?”

“Pertama, kita harus membawa eomeoni ke rumah sakit jiwa dan menghubungi pihak Jungkook. Kita harus mengamati pergerakan saham perusahaan IONIQ itu dengan baik. Semua ini hanya masalah waktu. Pasti akan tiba waktunya, ketika jejak kejahatan eomeoni akan diketahui.”

“Jadi? Jadi bagaimana?”

Dong Won kehilangan arogansinya. Ia juga kehilangan kemampuan untuk mengendalikan dirinya. Kecemasan berlebih yang sedang dirasakannya saat inii, menjadi penyebab utama.

“Kendalikan dirimu. Kita masih harus berjuang untuk bisa tetap hidup.”

Daniel meminta pria itu untuk tetap sadar dan tenang. Mereka tidak boleh menyerah sampai sini saja. Bagaimanapun juga, mereka harus menemukan cara lain.

“Jadi, hyeong yang akan menghubungi mereka?” Dong Won dengan pandangan nanar berkata kepada Daniel.

“Iya. Aku mempercayakan eomeoni padamu. Kalau memungkinkan, cari tahu dengan siapa dia bekerja sama. Orang itu juga harus bertanggung jawab atas kejahatan eomeoni.”

“Baiklah. Aku percaya hyeong bisa mencari tahu apa yang terjadi pada sisi Jungkook. Sekarang, aku harus mencari eomeoni dulu.”

Dengan langkah terhuyung, Dong Won berdiri dan melangkah pergi.












To be continued...

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang