Thirtieth Eighth

635 106 20
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[230721]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

“Pokoknya, cepat kesini. Aku tunggu lima menit.”

[Kenapa kau tidak panggil montir saja? Kami sedang makan.]

“Jadi kau lebih mementingkan makananmu? Hei! Hyeong kalian ini sedang bersama seorang anak kecil, dan kami menggigil kedinginan!”

Setelah berdebat selama beberapa saat dengan sang kakak, akhirnya Taehyung dan Jihoon sambil menggerutu pergi ke tempat yang diminta oleh Jimin. Ban mobil Jimin terlihat sangat kempes. Bagaimana bisa pria mungil itu sampai tidak sadar dengan keadaan mobil yang dikendarainya? Taehyung memperhatikan ban mobil itu, kemudian mengangkat kepalanya. Ia mencoba mencari Jimin dengan memandang kesana-sini.

“TaeTae hyeong!” Minju berlari ke arah Taehyung. Dengan air mata mengalir deras, anak itu langsung memeluk pria tampan itu.

“Kenapa? Ada apa? Apa yang terjadi, Minju?” Taehyung menatap anak itu, setelah menghapus air mata Minju.

Walau sudah banyak hal tidak menyenangkan dialaminya, anak itu tidak pernah menangis. Minju adalah seorang anak yang tenang, tidak pernah mengeluh, ataupun meluapkan kemarahannya. Ia sangat jarang memperlihatkan sisi anak kecilnya. Perilakunya itu membuat hati Jimin selalu terasa pedih. Tidak hanya Jimin, Taehyung pun terkadang merasa tidak tenang berhadapan dengan fakta itu. Tapi, yang dilihat oleh Taehyung saat ini adalah Minju yang terlihat sangat sedih dan muram.

“Ada apa? Minju, ada masalah apa?”

“Mereka….hiks….mereka membawa pergi Jimin hyeong…hiks…” ekspresi takut dan putus asa bercampur menjadi satu dan terlihat di wajah anak itu.

“Orang-orang itu…..hiks….Jimin….hyeong…hiks…” Minju menangis tersedu-sedu kemudian pingsan di pelukan Taehyung.

Anak itu berhasil lolos dari kematian beberapa kali. Anak itu kuat. Dengan berani ia berlari di jalan delapan jalur. Anak itu tidak menangis. Tapi justru hal itu yang menggangguku. Jujur saja, Tae….aku sama sekali tidak keberatan kalau ia harus berisik atau sedikit nakal. Aku ingin ia seperti anak-anak lainnya. Taehyung….aku mencintai anak itu.’

Kata-kata Jimin itu terngiang-ngiang di benak Taehyung. Ia segera memeluk Minju sambil menggertakkan giginya. Rahangnya mengeras, dan pandangannya menggelap. Taehyung sangat marah.

“Jimin! Aku akan menyelamatkanmu. Tenang saja. Aku akan datang untukmu. Aku tidak akan tinggal diam berhadapan dengan mereka. Aku membunuh mereka jika berani menyakitimu.”

🐥🐰

Seorang pria tampan tiba-tiba saja mendobrak masuk ke ruangan kerja Jungkook dan langsung memberikan bogem mentah tepat di bagian rahang tegasnya.

BUGH!

“Brengsek! Kalau sesuatu terjadi pada Jimin, aku sendiri yang akan membunuhmu!”

Pria muda dan tampan yang pernah ditemuinya beberapa waktu lalu itu, memandangnya dengan penuh kemarahan. Jungkook langsung bisa memahami kenapa Taehyung bisa sampai semarah itu padanya. Raut wajahnya pun seketika berubah dan terlihat menegang.

“Jangan-jangan….tidak! Tidak mungkin!” sambil menggeleng, Jungkook meremas rambutnya sendiri.

Kenapa ia tidak berpikir sejauh itu? Seharusnya, ia sudah bisa menduga hal seperti ini mungkin saja terjadi. Apalagi belakangan ini, semua hal sepertinya berjalan dengan lancar. Semua itu membuatnya buta dan lupa pada potensi akan terjadinya hal lain.

“Mereka pasti panik karena aku berniat mengadopsi Minju. Jadi hal yang paling pertama mereka lakukan adalah menghentikan pernikahanku dengan Jimin. Kenapa aku tidak bisa berpikir sampai sana? Ya Tuhan! Apa Jimin mampu bertahan? Sekuat-kuatnya dia itu, dia tidak terbiasa terlibat dalam masalah seperti ini.” batin Jungkook gusar.

Jungkook mengerang pelan dan mengangkat tubuhnya. Ia berusaha bangkit. Darah mengalir dari sudut bibirnya, tapi ia tidak merasakan sakit dari bibirnya yang sedikit terkoyak itu. Tangan Jungkook mengepal, rahangnya mengeras, pandangan matanya menggelap, dan urat-urat nya menonjol menandakan jika saat ini Jungkook sangat marah.

Kalau mereka berani menyentuh Jimin, walau hanya seujung rambut, Jungkook bersumpah ia akan membunuh mereka dengan tangannya sendiri. Pria tampan itu terlihat menyalahkan dirinya sendiri. Sementara itu, ekspresi Taehyung masih sama. Ia terlihat tegang.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Taehyung bertanya dengan suara beratnya, berusaha untuk meredakan emosi yang membumbung tinggi.

“Tentu kita harus mencari dan menemukannya. Dalam keadaan selamat.” Jungkook berkata kepada Taehyung. Bukan. Ia berkata kepada dirinya sendiri.

“Ingat! Kalau sesuatu terjadi pada Jimin, aku akan membunuhmu.”

“Tenang saja. Sebelum kau membunuhku, aku akan mengakhiri hidupku sendiri.” Jungkook berkata pelan agar tidak terdengar oleh Taehyung.

Pandangan mata mereka bertabrakan. Jimin. Kalau sesuatu terjadi pada pria mungil itu, ia tidak akan bisa menjalani hidupnya. Sekarang, akhirnya ia menyadari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting.

Ia mencintai pria mungil itu.

Ia mencintai Park Jimin.

Taehyung masih terlihat dingin. Semua ini bisa terjadi karena pria tampan bernama Jeon Jungkook ini. Untuk pria itu, yang terjadi saat ini bukanlah hal yang asing. Ia ingin membicarakan hal ini dengan kepala dingin, tapi apa daya. Setiap melihat Jungkook kemarahannya kembali memuncak. Ini adalah pertama kali Taehyung menggunakan kepalan tangannya ketika masalah menghampirinya.

“Cepat panggil kepala keamanan Kang. Sekarang juga.” Jungkook memanggil kepala keamanan perusahaannya. Kemudian, ia menghubungi Soo An, yang diyakini Jungkook, akan tahu apa yang harus dilakukan disaat-saat genting seperti ini.

“Ini Jeon Jungkook. Aku membutuhkan bantuanmu. Aku yakin, kau bisa membantuku dalam masalah ini.”

[Situasi ini bukan situasi yang mudah. Kang’s sendiri, saat ini sedang dalam keadaan yang tidak terlalu baik.]

“Calon istriku diculik.”

Bagi Soo An, tidak mudah untuk mencampuri masalah itu. Nada bicara Jungkook sangat dingin, sampai yang menjadi lawan bicaranya di telepon saat ini, bisa merasakan kemarahan Jungkook.

[.….]

Sesaat, keadaan hening.

[Tolong jelaskan pada saya apa yang terjadi. Supaya saya dapat membantu Anda.]

Kalau masalah ini berhubungan dengan uang, pria itu bisa dengan tanpa ampun memalingkan wajahnya dan sama sekali tidak akan memberikan bantuan. Tapi, masalah ini berhubungan dengan masalah pribadi, yang tidak mungkin diabaikannya begitu saja. Min Soo An adalah orang yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Tidak mungkin baginya untuk berbalik badan begitu saja. Terlebih, ini adalah permintaan dari seorang Jeon Jungkook.

“Siapa yang paling kau curigai dari Kang’s?” Taehyung akhirnya bertanya, setelah tadi mendengarkan percakapan antara Jungkook dan Soo An, tanpa bicara apa-apa. Saat ini, wajah tampan Taehyung sudah kembali normal. Ia tampak lebih tenang.

“Kang Daniel.”

Taehyung mengangguk mendengar jawaban singkat Jungkook. Kebetulan, Taehyung juga berpikir demikian.












To be continued...
















Selamat penasaran, yeoleobun~🙂

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang