Twentieth Seventh

740 103 12
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[130721]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi Jimin, untuk menghubungi Jungkook sesuka hati dan langsung menutup telepon setelah selesai menyampaikan apa yang ingin disampaikannya. Jungkook terdiam memandang ponselnya. Pria mungil itu menghubunginya di saat dirinya sedang berdiskusi dengan sekretaris Lee.

"Sajangnim, apa yang terjadi?"

"Tidak. Hanya seorang penyihir cantik yang menghubungiku untuk berteriak dan langsung menutup telepnnya."

Pria tampan itu mengatakan yang sebenarnya. Sekretaris Lee mengernyitkan dahinya,

"Sepertinya sudah tiba waktunya untuk mengganti nomor ponsel Anda lagi."

Dengan alasan keamanan, setiap satu bulan, nomor telepon orang-orang yang di jajaran manajerial dan Jungkook -sang pemilik perusahaan- mengalami pergantian.

"Sepertinya begitu. Dan.....kurasa sebaiknya kita sampai sini saja. Ini hari Sabtu dan seharusnya kita tidak bekerja di hari Sabtu."

Pria tampan itu bangkit dari kursi kebesarannya. Kalau ia tidak segera mematuhi perintah penyihir itu, bisa dipastikan kekacauan besar akan segera terjadi.

🐥🐰

'Aku merindukanmu'

Suara lembut pria mungil itu terngiang-ngiang di telinga Jungkook.

"Dia merindukanku?" batinnya.

Jungkook ingin mempercayai apa yang didengarnya, tapi tak lama, ia menggeleng. Pasti Minju yang mengatakannya. Tapi, kata-kata itu terasa seperti sebuah mantra yang merasuk ke dalam diri Jungkook. Walau saat ini ia sedang menuju Lotte World, suara itu terus bergema.

Jimin meminta Jungkook menemui mereka di sebuah restoran keluarga yang ada di dalam taman bermain.

Sesampainya di tujuan, Jungkook bergegas menemui mereka. Pemandangan yang ada di hadapannya saat ini, membuat hatinya berdenyut perih.

Mereka sudah terlihat seperti keluarga kecil bahagia dan sempurna tanpa perlu keberadaan Jungkook di dalamnya. Jimin sedang membersihkan saus spageti yang menempel di pipi tembam Minju. Di samping Minju ada seorang pria yang Jungkook akui sangat tampan. Ia sedang memperhatikan yang dilakukan Jimin. Rupanya tidak hanya Jungkook yang sedang memperhatikan mereka, tapi orang-orang yang ada di sekitar mereka pun seolah tidak ingin melewatkan pemandangan indah itu.

Jimin menjadi satu-satunya dari mereka bertiga yang menyadari kehadiran Jungkook. Pria mungil itu melambaikan tangannya.

"Jungkook, akhirnya kau sampai juga."

Karena mulutnya penuh dengan spageti, Minju tidak bisa berkata apa-apa. Tapi, anak itu merentangkan kedua tangannya dengan gembira untuk menyambut kedatangan pamannya.

"Selamat datang."

Pria tampan yang duduk di samping Minju tadi mengangguk dan mempersilahkan Jungkook untuk duduk di samping Jimin.

"Ayahmu akhirnya datang juga." seorang wanita yang duduk di meja sebelah mereka berkata sopan melihat pertemuan antara anggota keluarga itu.

"Daritadi aku sibuk mengira-ngira kau mirip siapa, tapi ternyata kau jauh lebih mirip dengan ayahmu daripada pamanmu. Kau benar-benar mirip orangtuamu." wanita itu bangkit dari duduknya, kemudian membelai kepala Minju, dan tersenyum hangat.

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang