Tenth

941 135 5
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[230621]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Jimin masuk ke rumah dengan kondisi tubuh yang penuh dengan perban. Tidak hanya itu, di beberapa begian tubuhnya pun penuh dengan luka memar yang membiru dan berwarna merah gelap. Belum lagi, luka gores di bagian wajah cantiknya. Semua itu membuat ibu Jimin terkejut.

“Minie…..sayang….ada apa denganmu? Kenapa kau bisa sampai seperti ini? Apa yang terjadi?”

Eomma, ini tidak separah kelihatannya. Aku tidak apa-apa. Tadi aku hampir kecelakaan lalu lin–”

“Apa? Kecelakaan?!” Jihoon, adik Jimin memekik kaget mendengar kata kecelakaan.

“Kau terluka? Di bagian mana? Mana?” suara ibu Jimin terdengar panik.

“Yang paling penting aku tidak apa-apa. Tulangku baik-baik saja. Masih kuat. Dan tidak ada yang salah dengan tubuhku. Aku baik-baik saja.” Jimin berkata sambil tertawa.

Ia berusaha mengabaikan sakit yang dirasakannya agar tidak membuat keluarganya semakin khawatir. Bahkan, ia pun mengayunkan tinju ke udara untuk membuktikan bahwa tidak ada yang salah dengan tubuhnya.

Hyeong, kau ditabrak mobil?”

Sang ibu boleh saja terlihat sedikit lega, tapi Jihoon memperhatikan tubuh kakaknya dengan baik.

“Tidak. Tapi, untungnya aku hanya mengalami luka gores saja karena tadi tubuhku sempat tidak seimbang.”

“Aih. Untuk orang yang ceroboh sepertimu, tentu saja hal-hal seperti itu bisa terjadi.” Jihoon merasa cukup lega karena kakaknya tidak ditabrak mobil.

“Hei! Kau ini! Kenapa kau tidak bisa lebih ramah sedikit pada hyeongmu sendiri? Apa kau tidak lihat kalau aku kesakitan?”

Tidak terima diejek oleh adiknya sendiri, emosi Jimin tersulut dan langsung memandang adiknya dengan tajam yang justru terlihat menggemaskan di mata Jihoon. Sementara itu, ibu mereka terus memperhatikan anak sulungnya dengan raut wajah khawatir. Dia kembali mengamati keadaan Jimin dengan baik lalu berkata, “Kau sudah ke rumah sakit? Apa kata mereka?”

“Tidak apa-apa. Tidak ada masalah. Minju, sini masuk.” Jimin menarik lembut tangan Minju supaya bisa masuk ke rumah.

Anggota keluarga Jimin hanya bisa saling sikut. Mereka tidak menyadari ada seorang anak kecil di belakang Jimin karena mereka cukup terkejut melihat keadaan Jimin. Tangan anak kecil itu menggenggam erat ujung pakaian Jimin.

“Siapa anak itu?” Jihoon bertanya kepada Jimin sambil menatap Minju.

Anak kecil itu menggenggam tangan Jimin dengan erat sambil masuk ke rumah.

“Anakku.”

Mendengar perkataan Jimin, sang ibu langsung memukul punggung Jimin.

Eomma! Sakit!” Jimin meringis kesakitan karena menerima serangan tak terduga dari ibunya sendiri.

“Salahmu sendiri kenapa harus bicara sembarangan seperti itu.”

“Iya, iya! Aku salah. Tapi sebaiknya kita duduk dulu. Aku lelah sekali. Ayo Minju, kita duduk dulu.”

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang