Budayakan Vote & Comment
Sorry for typo
©Park_213
[260721]
Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.Seorang pria yang bertanggung jawab untuk memberi Jimin makan, masuk di saat yang tepat. Tepat sebelum pria mungil itu kehilangan kesadarannya.
Melihat Jimin terduduk lemas bak mayat hidup sambil menunduk, pria itu berjalan mendekat.
“Hei! Kau kenapa?”
“Obat….tolong…..carikan….obat.” Jimin kesulitan bicara karena nafasnya yang sesak. Pria mungil itu terus memohon sampai air matanya pun menetes. Ia bisa melihat dahi pria itu berkerut karena ada bantuan sinar yang masuk dari pintu yang terbuka.
“Kau sakit apa?” pria itu tercekat melihat Jimin yang terus berusaha menahan sakitnya.
“Asma. Aku butuh…..bronkodilator…..” suara Jimin terdengar sangat lirih nyaris berbisik di sela-sela nafasnya yang sesak.
“Aku harus mencari obat itu dimana? Mana ada obat di tengah hutan begini? Kita harus ke rumah sakit.”
“Tolong…..apotek….di sana ada inhaler.”
“Inhaler?” pria itu bertanya dengan hati-hati.
“Kau….tidak akan…..dicurigai. Ka….karena…biasanya….a…..anak-anak yang menggunakannya. Kumohon……kau tidak ingin ada mayat terbaring di sini, kan?”
Walau terdengar sangat lirih dan lemah, ia mampu bicara dengan jelas. Mimpi buruk itu sudah berlalu. Yang harus dilakukannya saat ini adalah tenang.
Pria bertubuh besar itu terlihat lega melihat keadaan Jimin yang sudah membaik. Pria mungil itu berniat untuk memanfaatkan pria di depannya ini dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak, ia bisa kehilangan nyawanya karena asma. Pria mungil itu dengan cepat memutar otak.
Dibandingkan dengan pria bertopeng ski, yang menjadi pemeran utama penculikan ini, pria ini terlihat lebih baik. Tapi, ia juga tidak tampak seperti orang yang benar-benar baik, sampai mau melakukan sesuatu dengan sukarela dan tidak menerima imbalan apapun.
“Jadi dengan apa aku harus membayarnya?” batin Jimin bingung.
Satu-satunya barang yang ada pada dirinya saat ini hanyalah cincin pemberian Jungkook. Barang pertama yang pernah diberikan pria itu padanya.
“Haruskah aku menjadikan cincin ini sebagai imbalan? Tapi aku juga tidak ingin mati disini, terlebih karena asma.”
“Aku tidak akan membuatmu melakukan itu dengan gratis. Aku akan memberikan imbalan padamu.”
Nafas Jimin perlahan semakin teratur lagi. Walau suara serak masih terdengar darinya, ia sudah punya tenaga untuk melepas cincin yang ada di jarinya. Karena tangannya yang masih terikat ke belakang, Jimin langsung menghadap ke arah samping dan memperlihatkan cincin yang ada di genggamannya. Bahkan, ia mengabaikan tangannya yang sudah mati rasa dan membiru sedari tadi.
“Ambillah di belakang punggungku. Bukan barang yang bagus, tapi ini berlian. Kalau kau jual…..kau mungkin bisa mendapat sepuluh atau dua puluh juta won.”
Pria itu memandang ragu-ragu Jimin dan cincin itu. Matanya bersinar melihat cincin itu. Berlian. Sepuluh juta won. Tapi, yang tidak diketahui oleh pria itu, ada sesuatu yang tersembunyi di dalam berlian itu. Pria itu menelan ludah. Ia tidak ingin melihat pria mungil itu mati. Apalagi pria mungil itu sepertinya tidak berperangai buruk. Yang lebih penting, ia adalah satu-satunya orang yang bicara padanya dengan sopan. Kalau ia membantu pria mungil itu, ia akan mendapat imbalan besar. Tanpa ragu, pria itu langsung mengambil cincin itu dari Jimin.
“Carikan aku inhaler untuk asma. Walau yang tersedia mungkin hanya yang biasa digunakan anak-anak, aku tidak peduli. Yang terpenting, bawakan aku inhaler yang kuminta. Karena asmaku semakin parah, aku bisa mati. Nafasku sesak sekali.”
“Baiklah. Aku mengerti. Ini. Makanlah.”
Setelah membuka ikatan di tangan Jimin, pria itu menyodorkan nampan yang berisi makanan dan minuman yang ia bawa tadi. Jimin meringis menahan sakit saat ikatan tangannya dibuka, gesekan antara tali dan kulit pergelangan tangannya membuat pergelangan tangan Jimin terluka dan membiru.
Dengan tertutupnya pintu ruangan itu, dunia kembali terasa hening dan ia terkurung gelap. Pria mungil itu pelan-pelan berhasil mengendalikan dirinya.
“Park Jimin, kendalikan dirimu. Satu. Dua. Tiga.”
🐥🐰
“Bukan Kang Daniel. Tapi kita harus tetap mencari tahu tentang orang-orang yang ada hubungannya dengan keluarga itu.”
Jungkook dan Taehyung sama-sama mencurigai Dong Won. Setelah mereka mencoret nama Daniel dari daftar orang yang mereka curigai, hanya tinggal satu orang lagi. Ia adalah manusia paling berbahaya.
“Sekarang kita harus mencari tahu dahulu tentang keadaan Kang’s. Selidiki juga tentang Dong Won itu. Lalu……selidiki juga tentang anak-anak Presiden Direktur Kang yang lain.”
Banyak sekali yang dilibatkan dalam kasus penculikan ini. Tidak hanya penyelidik kelas atas dari kejaksaan Korea saja, tapi juga berbagai tim keamanan termasuk detektif terkenal, lalu orang-orang lain yang berpengalaman di bidangnya.
Melihat banyaknya orang yang dilibatkan untuk mengatasi kasus ini, sudah jelas bahwa kasus ini tidak biasa. Tidak hanya melibatkan seorang konglomerat, tapi juga melibatkan salah satu anggota keluarga dari Jaksa Agung.
Taehyung terus berusaha mengedepankan logikanya daripada emosi. Bukan hal yang mudah, karena yang terjadi saat ini terlalu berat baginya untuk dihadapi.
“Park Taehyung, kau harus tenang. Pasti kau akan menemukan sesuatu yang berguna. Coba selidiki dari awal. Gunakan otak pintarmu. Tunda dulu kemarahanmu dan curahkan energimu untuk mencari dengan seksama.”
Lucas, yang pernah menjadi ketua tim di periode yang sama dengan Taehyung dulu, berjalan mendekat. Ia terlihat sedang mencurigai sesuatu yang membuat alis Taehyung terangkat.
“Sekitar satu tahun lalu, harga saham Kang’s mengalami pergerakan. Sedikit demi sedikit, harga sahamnya semakin turun. Tapi aku belum tahu, siapa yang berulah di balik ini. Bagaimanapun, kalau saham itu keluar ke pasar saham, pasti ada yang membeli kepemilikannya. Untuk mendapatkannya, pasti ada keterlibatan uang dalam jumlah besar, dalam masalah ini.” jelas Lucas.
Pergerakan uang. Di dalamnya, nyawa kembarannya menjadi taruhan. Benar. Inilah yang menjadi penghubung dari berbagai hal yang terjadi. Taehyung merasa waktu pengejaran semakin menipis.
“Kira-kira, bagaimana hal seperti ini bisa terjadi? Kau tahu kemana uang itu mengalir?”
“Aku sedang melacaknya. Benar juga, di waktu yang kurang lebih sama, harga saham perusahaan IONIQ itu juga ikut mengalami pergerakan.”
“Siapa pelakunya? Tolong temukan siapa yang ada di balik pergerakan harga saham itu.”
“Aku yakin, orang yang ada di balik pergerakan harga saham itulah pelakunya.”
“Kau sendiri tahu kalau tidak mudah melakukan hal seperti ini. Mereka tidak dengan bodohnya menulis sebuah nama begitu saja. Untuk hal seperti ini, mereka tidak boleh ceroboh atau melakukan kesalahan apapun. Mereka harus menutupnya dengan sempurna.”
“Memang tidak akan mudah. Tapi baiklah. Aku akan menunggu hasilnya. Kita lihat saja.” Taehyung berdiri, ia mengepalkan kedua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih dengan urat-urat yang menonjol.
“Kita tunggu saja seperti apa hasilnya. Pasti ada hubungan yang bisa kita temukan dari para pembeli saham itu.”
“Aku sedang mencoba melacaknya. Tapi mungkin akan butuh waktu lama.” Lucas menyampaikan dengan nada penuh simpati.
Taehyung kehilangan tenaga. Waktu terus berjalan. Jimin masih dalam keadaan yang semakin membahayakan.
To be continued...
![](https://img.wattpad.com/cover/273187228-288-k389307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Witch [KM] ✓
RomanceApa kau percaya penyihir? Seorang penyihir akan membuat keinginanmu jadi nyata hanya dengan mengayunkan tongkat sihirnya. Genre: - Romance - Comedy - Fanfiction - Boys Love - Brothership Main Cast: Jimin aka Sub! Jungkook aka Dom! Kim Taehyung aka...