Fortieth Fourth

812 104 16
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[290621]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

“Kemari.” Jungkook memeluk Jimin.

“Ini semua karenamu, Jungkook. Kau menyihirku. Kau tahu?”

“Aku tahu. Ini semua karena pesonaku yang tak terkalahkan. Tapi, apa kau tahu kalau kau juga menyihirku?”

Jimin mengangguk. Perlahan-lahan, ia mengecup dada, bahu, leher, rahang, dan juga bibir tipis Jungkook. Kecupan itu terasa hangat.

“Katakan kalau kau mencintaiku. Katakan kalau kau tidak akan bisa hidup tanpa kehadiranku.” Jimin berkata dengan lirih. Ia memerintah pria tampan itu.

“Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu.” Jungkook memenuhi permintaan Jimin sambil terus mengecup bibir tebalnya.

“Aku sangat mencintaimu, Jimin.” Jungkook mengatakannya berulang-ulang bak sebuah mantra dan menempelkan wajahnya di leher pria mungil itu. Menghirup aroma vanilla memabukkan yang menguar dari tubuh Jimin.

Bagi Jimin, Jungkook adalah yang pertama. Begitu juga bagi Jungkook, pria mungil itu adalah yang pertama. Ia bersumpah tidak akan membiarkan siapapun menyentuh si manis pemberani dan sangat menggoda ini. Jungkook merapatkan tubuhnya pada Jimin.

“Tidak mau! Aku tidak suka ini. Aku akan mencintaimu melebihi dirimu. Aku yang akan memilikimu sepenuhnya.” Jimin dengan cepat merengkuh Jungkook dan memeluk pria itu lebih erat. Jungkook tidak bisa melepaskan dirinya dari Jimin. Sampai-sampai, pria tampan itu dibuat sesak oleh Jimin. Sinar mata, nafas, kehangatan, dan debaran jantung. Mereka menyatu.

“Iya. Aku adalah milikmu sepenuhnya, Jimin.”

Pandangan mata mereka kembali bertabrakan. Mereka sama-sama bisa merasakan kehangatan nafas dan tubuh masing-masing. Jantung Jimin berdebar semakin kencang. Ia merindukan Jungkook. Kerinduan mendalam yang membuatnya takut. Ia takut, tidak akan bisa bertemu dengan pria tampan itu lagi.

“Aku tahu. Aku merindukanmu, Jungkook.”

Jimin berbisik di daun telinga Jungkook. Bisikan yang membuat segalanya terasa bergerak lebih cepat. Ciuman penuh gairah. Sensasi yang mereka rasakan ketika bersentuhan, membuat nafas mereka semakin memburu. Mereka tidak sanggup lagi menahan diri masing-masing, walau hanya untuk satu detik.

Bola mata Jimin yang indah itu tampak berkilau indah, dan senyum terulas di wajahnya. Ia tampak bahagia karena bisa memiliki pria tampan itu. Waktu terasa berhenti. Mereka tidak hanya berbagi kehangatan tubuh masing-masing, tapi juga nafas dan rasa bahagia.

Sambil memberikan ciuman yang dalam kepada Jimin, Jungkook menyisir rambut lepek Jimin yang menutupi keningnya. Kali ini, pria tampan itu tidak lagi mencemaskan keadaan Jimin. Ia tersenyum puas. Begitupun dengan sinar mata Jimin, yang menyatakan betapa bahagianya dirinya saat ini. Ia tidak lagi takut akan kegelapan. Ia pun tak lagi takut menghadapi manusia.

“Ngghhh….mmm”

Tanpa basa-basi Jungkook mendorong tubuh Jimin hingga bersandar di tembok dan melumat bibir tebal nan menggoda itu. Kedua tangan kekarnya mulai meremas bokong bulat Jimin hingga membuat pria mungil itu mengerang pelan.

“Mhhhh…….nghh….Jeonhh…hh”

“Aku menginginkanmu sekarang Park Jimin.” bisik Jungkook sambil melumat telinga kanan Jimin.

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang