Thirtieth Second

700 109 19
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[170721]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Setelah selesai dengan makanannya, Jimin meminum jus semangkanya dan menyandarkan diri di kursi.

"Wartawan itu terlihat sangat licik."

"Lalu Baek Soo Hee?" hal itu lebih mengusik rasa ingin tahu Jungkook.

"Apa pendapatnya tentang Soo Hee?" batin Jungkook penasaran.

"Menurutku, dia terlihat lebih bagus daripada kalau aku melihatnya di tv. Dia cantik. Jungkook, seleramu tinggi juga."

Jimin menilai dengan objektif. Apakah ia cemburu? Sepertinya Jimin bukan tipe orang yang memikirkan hal seperti itu. Tapi, entah kenapa Jungkook merasa agak kecewa.

"Hanya itu?"

"Kau ingin aku menjawab apalagi? Mm.....aku tidak terlalu menyukainya. Hanya satu yang menarik perhatianku."

Di luar dugaan, ada satu hal yang disukainya dari Soo Hee. Yang sudah dipermalukannya tadi.

"Apa?"

"Rambutnya. Warna merah di rambutnya, terlihat sangat sempurna. Aku juga ingin mewarnai rambutku." sambil mengatakan hal itu, Jimin mengusap rambutnya sendiri. Ia tampak kecewa.

"Aku akan mengganti warna rambutku ini." lagi-lagi, pria mungil itu menyampaikan kekecewaannya.

Leganya. Warna merah warna yang cocok untuk seorang penyihir. Warna yang pantas untuk seorang penyihir umumnya adalah warna gelap. Segelap dini hari, tapi ketika cahaya menerpa rambutnya, rambutnya akan berkilau. Tapi itu semua pengecualian untuk Jimin, mau warna apapun itu akan sangat cocok untuknya. Tentu saja, warna gelap akan lebih cocok untuk Jimin. Pria mungil itu terlihat sangat cantik dan manis dengan rambutnya saat ini.

Rambut berkilau itu terlihat sangat serasi dengan bola mata kecil Jimin. Pria itu menyukai gaya rambut dan juga sinar mata Jimin.

"Apa maksudmu tadi memanggilku 'Mina'? Siapa Mina? Aku Jimin bukan Mina." tukas Jimin.

Lamunan Jungkook buyar seketika. Ia mengangkat sebelah alisnya.

"Lalu kenapa kau memanggilku 'KooKoo'? Siapa dia? Aku Jungkook bukan KooKoo." balas Jungkook.

"Apa kau sengaja melakukannya?" tanya Jimin tak menghiraukan pertanyaan Jungkook.

Beberapa helai rambut jatuh menutupi kening Jimin. Jungkook sangat ingin membelai pipi tembam dan merapikan rambut Jimin, tapi ia mengubur keinginan itu dalam-dalam. Pria itu mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.

"Maksudmu?"

"Kau sengaja memilih restoran ini? Restoran ini cukup terkenal dan banyak orang datang kesini."

"Tidak."

Setelah menjawab pertanyaan Jimin, Jungkook kembali berpikir.

"Di kota Seoul ini, sangat banyak restoran ternama dan menyajikan makanan enak, tapi kenapa aku memilih tempat ini? Benar kata Jimin, resotran ini dikenal oleh banyak orang. Entah apa yang membuatku memilih tempat ini." batin Jungkook.

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang