Thirtieth Sixth

730 109 28
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[210721]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

“Kau suka?”

Jungkook bertanya kepada Jimin tentang kamar yang dipilihnya. Si mungil mengangguk. Kamar tempat mereka berada sekarang adalah kamar terbaik yang dimiliki hotel bintang tujuh itu. Terletak di sky lounge, kamar itu memiliki pemandangan paling indah dari seluruh kamar yang ada di hotel itu. Terdapat tanaman hias merambat yang membentuk bayangan indah. Penerangan yang baik, dan juga kehadiran bunga mawar merah melengkapi kamar itu. Kamar tersebut terlihat seperti istana. Sepertinya Jungkook sudah mempersiapkan kamar itu dengan baik.

“Bagus.” jawaban singkat keluar dari Jimin, yang berkata dengan raut wajah datar.

Di mata Jungkook, sinar mata pria mungil itu tidak menyiratkan terima kasih. Dengan tulus, Jungkook berusaha mempersiapkan semuanya dengan baik, tapi Jimin tampak tidak senang. Si mungil sempat mengatakan kalau ia menginginkan cincin, bunga, dan cahaya lilin, tapi sepertinya bukan yang berbentuk seperti ini.

Dari jendela berukuran lebar itu, pemandangan kota Seoul di malam hari terlihat sangat indah. Sinar lampu-lampu mobil yang ada di bawah sana berpadu dengan penerangan berbagai gedung, membuat yang ada di hadapan mereka tampak seperti perhiasan yang berkilau.

“Baiklah. Katakan saja yang ingin kau katakan padaku sekarang. Karena aku merasa, kau melakukan ini semua karena ingin membicarakan sesuatu denganku.”

Setelah beberapa saat memandang ke luar, Jimin memandang Jungkook. Ia merasa bahwa Jungkook punya alasan lain yang membuatnya membawa Jimin ke hotel ini, tepatnya ke kamar ini. Jimin langsung memandang ke arah pupil sehitam arang itu. Penerangan kamar membuat mata Jimin terlihat semakin berkilau.

“Jungkook, apa kau masih terganggu dengan hal yang tadi?”

Terganggu. Memangnya aku masih anak kecil? Aku bukan Minju. Sembarangan saja dia” batin Jungkook tak terima.

“Tidak. Aku tahu hal-hal seperti itu memang bisa saja terjadi.”

“Kau tidak kesal?”

“Karena?”

“Karena aku tadi menjualmu, padanya.”

Cara Jimin mengatakannya, terlalu santai bagi Jungkook. Seperti tidak terjadi apa-apa.

Penyihir ini selalu berhasil membuatku seperti ini. Apa? Dia menjualku? Kenapa si penyihir ini tidak bisa menjaga caranya berbicara?” Jungkook membatin heran.

Tapi, sebenarnya, Jungkook sama sekali tidak merasa kesal melihat cara Jimin memperlakukan Daniel. Walau yang dilakukan Jimin sempat membuatnya tercekat. Ia memercayai Jimin. Saat ini pun, Jungkook memercayai pria mungil bernama Park Jimin ini.

“Jadi kau memang sengaja melakukannya?”

“Iya. Tapi sayang, harga yang diajukannya tidak sesuai. Jadi aku hentikan.”

“Jadi kalau tadi sesuai, kau benar akan melepasku?”

“Entah. Tadi kau muncul saat-saat paling penting, jadi semua pembicaraan itu batal. Ah iya, tadi dia melakukan hal-hal yang membuatku kehilangan selera makan.”

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang