Twentieth Ninth

706 102 13
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[150721]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Pernikahan. Park Jimin.

Sepertinya kali ini, dia memang gila. Dia tidak pernah menyatakan cinta, dan tiba-tiba saja mengusulkan sesuatu yang tidak masuk akal. Sepertinya hanya aku yang menggunakan akal sehat dan berpikir keras tentang hal ini. Dan sepertinya hanya aku yang merasakan debaran tak menentu ini. Kami belum terlalu mengenal satu sama lain. Kami pun jarang bertemu, jadi mana mungkin kami menjalin mimpi untuk menjalani masa depan bersama. Jeon Jungkook. Tepatnya, sejak kapan, dia dekat denganku? Tunggu. Dekat? Bukan. Dia adalah orang asing bagiku.”

Pertemuan mereka diawali dengan ketidaksengajaan, ketika Minju berada di dalam pelukan pria mungil itu, sampai pada akhirnya Jungkook menitipkan anak itu untuk berada di bawah pengawasannya.

Jimin tidak pernah berpikir tentang cinta yang akan hadir di depan matanya. Tapi, tiba-tiba saja Jungkook masuk ke dalam kehidupannya, dan semua berjalan seperti takdir yang sedang bicara. Apa alasan di balik ini semua?

“Cinta? Park Jimin, memangnya kau mencintai orang itu?” Jimin tidak sanggup menjawab pertanyaannya sendiri.

Ini bukan cinta. Tapi, dia tidak percaya diri untuk mengatakan hal itu dengan suara lantang. Pria mungil itu cukup terkejut setelah menyadari yang sedang dipikirkannya saat itu. Tapi, di dalam hatinya yang terdalam, Jimin memikirkan lamaran Jungkook itu.

“Aku tidak ingin melepaskannya. Tapi, kalau aku menyetujui permintaannya pun, resikonya besar. Dan kalau aku boleh jujur, aku lebih tidak sanggup memikirkan Jungkook menikah dengan orang lain, kemudian mereka akan hidup bersama Minju dengan bahagia. Tidak. Aku tidak bisa membayangkannya. Park Jimin. Sekali ini saja, coba jujur pada dirimu sendiri. Apa yang kau rasakan terhadap pria itu? Rasanya sayang sekali, kalau aku harus melepaskannya begitu saja. Ada sesuatu di antara kami berdua.”

“Kau sedang memikirkan apa?’ Taehyung menoleh dan menghampiri kembarannya itu saat mendengar suara jari Jimin mengetuk-ngetuk meja beberapa kali.

“Ini dan itu. Hari ini kan, hari Minggu. Kau….lembur?”

“Minggu? Tidak ada hari Minggu di kamusku. Kalau ada yang harus aku kerjakan, tentu saja aku harus pergi bekerja.”

Pria tampan itu melempar jaketnya dan menarik kursi kebesarannya. Penampilannya agak berantakan karena ia tampak sangat sibuk, tapi itu tidak mengurangi kadar ketampanannya. Penampilan Taehyung selalu menarik perhatian orang-orang yang ada di dekatnya. Mereka pasti akan menoleh, walau mungkin hanya satu kali.

Walau kami kembar, kenapa kami terlihat benar-benar berbeda? Kalau saja waktu dilahirkan aku bisa menukar posisiku dengannya.” protes Jimin dalam hati.

Jimin tidak terlalu menyukai hari ini. Semua yang terjadi hari ini membuatnya merasa tidak nyaman dan membuat kepalanya pusing. Kekesalannya bertambah setelah melihat wajah kembarannya yang tampak semakin tampan hari ini. Jimin semakin merasa iri.

My Beautiful Witch [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang