Budayakan Vote & Comment
Sorry for typo
©Park_213
[240621]
Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.“Jadi dia itu anak siapa?” Jihoon bertanya kepada Jimin.
Malam itu Jimin menceritakan kejadian yang membuat tubuhnya penuh luka. Setelah perutnya terisi makanan dan merasa kenyang, Minju tidur di kamar Jimin dan Taehyung. Ia memakai salah satu sweater rajut milik pria mungil itu sebagai baju tidur. Walau mungkin anak itu terlihat dewasa, yang terjadi padanya hari ini pasti menjadi salah satu peristiwa tersulit yang pernah dihadapinya. Sepanjang hidup siapapun, tidak ada yang ingin menjadi target pembunuhan. Tapi, sayangnya di usia yang masih sangat dini, Minju sudah mengalami berbagai macam hal yang mungkin saja belum pernah dialami orang lain.
“Dia anak temanku. Saat ini, orangtuanya sedang tidak berada di Korea. Untuk sementara waktu mereka tidak bisa menemani Minju sehingga mereka menitipkannya padaku.”
Orangtua Jimin dan Jihoon menatap pria mungil itu dengan curiga. Apalagi Jimin menghindari tatapan mata mereka ketika memberikan jawabannya.
Kalau Jimin menceritakan yang sebenarnya, pasti masalahnya akan menjadi semakin rumit. Dan ia juga sadar bahwa ia tidak terlalu pintar berbohong. Entahlah. Lebih baik terus terang saja, dengan mengurangi beberapa bagian cerita, supaya kepala tidak lebih penuh daripada sekarang.
“Memangnya temanmu itu tidak punya keluarga lain? Bukankah lebih baik menitipkan anak itu pada kerabatnya yang lain saja?”
Ibu Jimin kembali bertanya karena dia benar-benar tidak bisa memahami situasi saat ini. Baginya, sungguh tidak masuk akal menitipkan darah daging sendiri pada orang asing. Dimatanya, anak adalah pusat dunia kedua orangtuanya. Jadi, bukan hal yang mengherankan kalau dia memiliki banyak pertanyaan untuk pria mungil itu.
“Temanku itu orang kaya. Dia khawatir saudara-saudaranya yang lain mendekati Minju hanya untuk mengambil keuntungan dan mengincar uang mereka. Lagipula, secara fisik, paman Minju tidak mungkin merawatnya.”
Kalau Jungkook mendengar yang dikatakan Jimin baru saja, pasti ia akan langsung marah dan menggertakkan giginya. Menurut Jimin, pria itu pantas menerima caciannya. Pria itu yang membuat Jimin bisa sampai ada di situasi yang maha rumit ini.
“Jadi, dia menitipkan anaknya padamu, hyeong?”
“Mau bagaimana lagi? Selain aku, tidak ada yang bisa merawatnya.”
“Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?”
Jimin langsung memandang ibunya dan tersenyum manis. Saat-saat yang dinantinya sudah tiba. Ia akan sangat membutuhkan bantuan dari sang ibu. Karena kalau tidak, masalah besar akan menantinya. Jimin sengaja memasang raut wajah memelas dan putus asa untuk menarik perhatian ibunya. Andai saja Minju ada di sampingnya sekarang dan menangis sedikit saja, pasti ibunya tidak akan berpikir panjang dan langsung mengiyakan permintaannya. Sangat tidak mudah untuk Jimin memasang wajah minta dikasihani karena sejak kecil dirinya dikenal cukup tangguh.
“Aku mohon, bantu aku dalam hal ini eomma.”
“Apa? Eomma?” terkejut mendengar permintaan anak manisnya, sang ibu langsung menggeleng.
“Hanya selama aku bekerja saja. Lagipula, Minju juga harus sekolah. Jadi, dia juga akan ada di rumah lama-lama. Bagaimana? Eomma….”
Jimin berusaha mendesak ibunya. Ia berusaha sebisa mungkin supaya wanita yang melahirkannya itu mau bersimpati pada keadaannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Witch [KM] ✓
RomanceApa kau percaya penyihir? Seorang penyihir akan membuat keinginanmu jadi nyata hanya dengan mengayunkan tongkat sihirnya. Genre: - Romance - Comedy - Fanfiction - Boys Love - Brothership Main Cast: Jimin aka Sub! Jungkook aka Dom! Kim Taehyung aka...