~~~
Sejauh ini, hubungan Dara dan Lingga baik-baik saja. Meskipun Dara masih terkesan gengsi, tapi setidaknya, Dara sudah tidak sejudes dulu. Terbukti, dengan pelan-pelan Dara menghapus tembok pembatas antara dirinya dan Lingga, yang sebelumnya hanya sebatas antara mahasiswi dan dosen.
Sama halnya dengan Lingga, sekarang ia sudah tidak ragu lagi untuk memberikan seluruh perhatiannya pada Dara. Meski masih dalam tahap berusaha untuk menaklukan Dara, tapi Lingga merasa harapannya besar, setelah mendengar kejujuran Dara yang sempat mengatakan nyaman kala bersamanya. Tidak ada yang tidak mungkin, dan itu semua bisa hadir karena terbiasa, bukan? Jadi, dengan penuh tekad, tentu Lingga bersedia menunggu.
"Lo dengerin gue ngomong ga, sih?" Kesal Avril menoyor kepala Dara yang sedang menunduk, memainkan ponselnya.
"Bentar, gue bales chat dulu bego!"
"Iya dah iya, doi mah tetep number one,"
Dara menghentikan tangannya yang sebelumnya bergerak mengetik, matanya menatap jengkel Avril. "Ini chat dari Bang Rayn,"
"Feeling so tau lo, jelek!" Lanjut Dara mencibir.
Avril hanya mengangguk sekilas, bertingkah percaya-percaya saja. Memangnya kapan sih, seorang Dara Griselda tidak gengsi? Pikirnya.
Fyi, Dara sudah menceritakan perihal Lingga kepada dua sahabatnya. Jangan tanya bagaimana respon mereka, itu sudah pasti menghebohkan. Apalagi Avril, dia sampai berucap seperti ini 'Alhamdulillah Dara, Alhamdulillah. Akhirnya jin iprit yang nempelin lo hengkang juga,"
Lucknut sekali, bukan?
Sementara Linzy, ia mengungkapkan jika dirinya turut senang dengan hubungannya. Karena sebelumnya, Linzy sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Mengingat seperti apa sosok Lingga, membuat Linzy yakin bahwa lambat-laun, pasti Dara akan mulai luluh.
"Tadi, lo mau ngomong apa?"
"Ini si Zyzy nge chat gue, dia di parkiran sama Pak Arka,"
"Lah? Itu anak mau masuk kuliah hari ini?" Tanya Dara heran.
Avril menggedikkan bahunya, "Dadakan sih kayanya,"
"Ogah gue, kalo dia minta kita buat jemput di parkiran." Ucap Dara menggeleng cepat.
Masalahnya, kabar mengenai kabar pacaran Linzy dan Arka, sekarang sedang panas-panasnya. Sudah cukup, kemarin dirinya diserang oleh segerombolan mahasiswi yang kepo karena berita tersebut. Mungkin, jika kemarin tidak ada Lingga yang melerai, Dara akan berakhir adu jotos dengan mereka. Karena sekalinya ada yang mencari masalah, Dara akan dengan senang hati melayaninya.
"Trauma lo?" Kekehan Avril terdengar seperti meledek.
"Mana ada!" Seru Dara. "Lo tau sendiri, kan? Kalo ada yang cari ribut, bawaannya gue pengen langsung hajar aja. Gue ga mau ke gap lagi sama Pak Lingga, bisa-bisa gue kena omelan buat yang kedua kalinya."
Avril semakin terbahak, rasanya sudah lama juga ia tidak mendengarkan curhatan Dara mengenai lekaki yang sedang dekat dengannya.
"Lagian lo sih, bar-barnya suka ga liat tempat,"
"Eh anjir, masa iya gue harus diem aja pas mereka dorong-dorong gue buat buka suara! Sumpah, berasa jadi seleb dadakan!" Dumel Dara kembali kesal mengingat momen kemarin.
Siapa yang menjadi topik utama, siapa yang terkena imbasnya? Ck, menjengkelkan memang, hidup di circle orang-orang yang keponya melebihi aturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanfictionTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...