Chapter 32

19K 1.7K 74
                                    

~~~


"Lo ngapain bawa topi segala sih? Ribet amat," Komentar Avril terdengar mengusik telinga Dara yang memang sedang memegang sebuah topi ditangannya.

"Gue pikir, sosialisasinya bakal di lapangan anjirr! Daripada panas kan, ya mending antisipasi duluan."

Linzy yang diam-diam menyimak pembicaraan dua sahabatnya pun lantas tertawa. "Itu topi pasti nyolong di kamarnya Abang lo, kan?"

"Zy, please ya, jangan cepu ke Bang Rayn!" Ucap Dara memelas.

"Somay di kantin boleh dong, hehehe."

"Iya-iya gampang, ntar gue jajanin!"

"Gue?" Tunjuk Avril pada dirinya sendiri.

"Ck, iya lo juga Oneng!"

Sebenarnya Raynzal sendiri bukannya pelit. Ia hanya kapok. Karena setiap kali Dara meminjam barangnya, pasti tidak akan kembali ke tangannya. Entah itu hilang, rusak, atau bahkan Dara yang sengaja menyembunyikannya karena menyukai barang tersebut. Jika hanya satu atau dua barang, mungkin Raynzal tidak akan mempermasalahkannya. Namun nyatanya, sampai sekarang entah jumlah ke berapa barang yang sukses dibegal adiknya.

Mengenai acara di kampus hari ini, ada kegiatan sosialiasi dan penyuluhan narkoba. Para mahasiswa maupun mahasiswi sudah duduk rapih memenuhi area aula. Termasuk tiga sejoli yang kini dalam posisi saling berdekatan tak terpisahkan.

"Penyalahgunaan narkoba dari tahun ketahun semakin meningkat, dan berdasarkan survei Badan Narkotika Nasional (BNN) sekitar 90% penyalahguna narkoba coba pakai adalah kalangan pelajar atau mahasiswa. Penyalahgunaan narkoba di kalangan
pelajar atau mahasiswa akan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan pembangunan nasional."

"Salah satu hal yang menyebabkan pelajar atau mahasiswa menyalahgunakan narkoba adalah kurangnya informasi tentang bahaya narkoba. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba adalah melalui
penyuluhan ini."

Dara sempat terdiam dalam lamunannya, pikirannya justru tiba-tiba melayang pada sosok lelaki yang dulu pernah mencoba mendekatinya. Meskipun saat itu Dara masih menginjak awal-awal semester, tapi tetap saja memorinya tidak dengan mudah melupakan hal itu.

"Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk di dalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama."

"Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan."

"Sebelumnya saya ingin bertanya kepada rekan mahasiswa dan mahasiswi di sini. Kira-kira, apa pendapat kalian tentang seseorang yang terlibat penyalahgunaan narkoba?"

"Ya, Kakak cantik yang di sana, silahkan berdiri."

Dara mengumpat dalam hati, saat dengan tiba-tiba Avril mengangkat tangannya seolah ingin menjawab pertanyaan yang dilemparkan tadi. Mungkin, jika sekarang urat malu Dara sudah putus, ia benar-benar akan mengumpati sahabatnya dengan keras.

My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang