~~~
"Dari awal masuk, bahkan sampe sekarang, tuh dosen hobinya emang ngadain kuis dadakan, ya?" Gumam Dara menatap punggung lebar sang dosen, yang baru saja keluar dari kelasnya.
Seriously, hari ini terasa begitu panjang karena adanya kuis dadakan dari Lingga. Untungnya, bukan hanya Dara yang menjawab kuis dengan ala kadarnya. Jadi, setidaknya Dara tidak terlalu khawatir dengan nilainya yang nanti akan jeblos.
Toh, yang sebenarnya patut disalahkan adalah Lingga. Apa gunanya ia mempunyai kontak Dara, jika tidak di manfaatkan?
Jangan-jangan, apa yang diucapkan dua sahabatnya kemarin itu adalah sebuah kebenaran? Lingga menggunakan alasan berkoordinasi hanya untuk, emm- mendekatinya?
Tetapi, bagi Dara rasanya tidak mungkin. Membayangkannya saja, sudah membuat ia meringis sendiri. Dosen berwibawa seperti Lingga, menyukai dirinya? Oh ayolah, selera dosen sekelas Lingga pasti menyukai perempuan yang anggun dan lemah lembut. Tidak seperti seorang Dara Griselda.
"Zy?" Panggil Dara pelan.
"Hmm?"
"Kayanya gue mau tarik omongan gue deh,"
"Yang mana?"
"Dosen paling seenak jidat alias nyebelin versi gue sekarang, Pak Lingga." Ucap Dara sekenanya. "Di pikir-pikir, meskipun emang lebih galak Pak Arka, tapi masalah kuis atau tes praktek lainnya, Pak Arka pengertian suka ngasih info."
"Dan lo tau sendiri, kan? Gimana kelakuan dosen yang barusan keluar? Fix, itu definisi gaada akhlak yang sesungguhnya!" Lanjut Dara dengan setia mengomel.
"Yaelah, dendam banget sih lo. Cuma kuis doang," Balas Linzy santai.
Iya, sekarang Linzy bisa sesantai itu karena dia pintar. Berbeda dengan Dara yang otaknya seperti udang di emperan.
"Iya cuma, Zy, cuma!" Sinis Dara. "Gue mah apaan atuh,"
"Najis, alay!" Timpal Avril yang baru saja selesai mencatat materi. "Makanya kalo di rumah tuh, belajar! Jangan rebahan mulu!"
"Bacot lo, ah! Sama-sama tukang hibernasi di kamar, diem aja!"
Perlu kalian ketahui, tiga sejoli ini memang mempunyai kebiasaan yang sama. Apalagi kalau bukan weekend rebahan.
Mungkin untuk sekarang, sudah tidak sesering itu. Contohnya Linzy dan Avril, mereka yang mempunyai partner untuk keluar di hari weekend, pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Berbeda dengan Dara yang hingga saat ini masih betah sendiri kemana-mana. Enjoy!
"Perasaan kalo jam kelas, yang suka ngadain kuis dadakan bukan cuma Pak Lingga, malah banyak. Tapi, kenapa lo paling sensi ke dia?" Sewot Avril ikut ngegas.
"Beda urusannya, dia dosen baru tapi udah songong, tengil, banyak gaya lagi, iwhhh!"
Linzy cekikikan mendengar kata-kata yang baru saja dilontarkan sahabatnya. "Segitu ga sukanya lo, sama Pak Lingga?" Tanya Linzy menyipitkan matanya.
"Gue cuma mau bilang, tiati. Lo bisa aja sekarang bilang ini-itu karena ga suka sama Pak Lingga. Tapi besok? Lusa? Bisa jadi semuanya udah berubah, Dar. Kalo Tuhan udah berkehendak, perasaan lo bisa dengan mudahnya berbanding terbalik sama apa yang lo rasain hari ini." Ucapan Linzy berhasil membuat Dara dan Avril bak jangkrik, karena tidak berkutik sama sekali.
"Daraaaa! Lo dipanggil Pak Lingga, ke ruangannya!" Seru Gita, teman satu kelasnya.
Dara yang tiba-tiba mendengar nama sakral itu, mendadak mematung. Kenapa setiap ia mengucapkan sesuatu yang jelek tentang Lingga, karma akan langsung datang menghampirinya?
![](https://img.wattpad.com/cover/269295664-288-k834795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
Fiksi PenggemarTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...