~~~
Lingga masuk ke dalam kelas dengan aura mempesonanya. Indra yang duduk dibarisan depan, mendadak terbatuk, sehingga membuat Dara memicingkan mata ke arahnya. Indra yang sadar dengan tatapan elang Dara, langsung menampilkan cengiran ciri khasnya, memberi kode bahwa yang terjadi barusan itu tidak ada unsur kesengajaan."Selamat pagi,"
"Pagi Pak,"
"Saya mau kasih informasi, karena hari ini ada rapat dadakan para dosen, jadi jadwal kelas saya di cancel. Untuk kapan pelaksanaannya, nanti saya informasi kan lagi. Sampe di sini, ada yang mau ditanyakan?"
"Tugasnya gimana Pak?"
"Tugas tetap harus masuk hari ini." Tegas Lingga.
Dara terlihat santai, karena tugasnya memang sudah tuntas semua. Berkat siapa lagi, kalau bukan Pak dosen yang sekarang berdiri didepan kelasnya. Jika kalian berpikir bahwa Lingga yang membantu sebagian tugas Dara, kalian salah. Karena kehadiran Lingga hanya sekedar memberikan masukan agar materi dan kesimpulan yang dibuat Dara menjadi lebih ringkas, namun dapat dipahami. Selain itu, Lingga juga membantu Dara untuk mengoreksi beberapa bab didalam sebuah laporan.
"Baiklah, itu saja yang ingin saya sampaikan. Sampai ketemu di pertemuan berikutnya. Selamat pagi,"
"Pagi, makasih Pak," Jawabnya serentak.
Setelah Lingga benar-benar keluar, suasana kelas langsung ramai. Ada yang senang karena akhirnya free, namun ada juga yang meluapkan kekesalannya karena sudah datang kemari dipagi hari. Mengganggu tidur saja, karena percuma juga, toh hari ini mereka hanya ada satu kelas.
Saat hendak keluar meninggalkan kelas, lagi-lagi Indra tersenyum kecil pada Dara. Hal itu tentu membuat Dara jengkel, karena ternyata Indra merupakan sosok yang menyebalkan. Sepertinya dia memang harus lebih dulu dibungkam dengan makanan gratis.
"Lo kenapa anjir? Jadian sama Indra?" Tebak Avril ngawur.
"Bacot lo ah!" Ketus Dara, yang masih fokus memberi kode pada Indra bahwa ia akan segera mentraktirnya.
"Mencurigakan,"
Linzy mengangguk setuju. "Hmm, pasti ada something."
"Fucek banget lo kalo sampe main dibelakang Pak dosen,"
"Astaga, Avril Zinnia!" Dara yang sudah geram langsung menoyor kepala sahabatnya. Tidak bisa kah, Avril bertanya baik-baik mengenai apa yang sebenarnya terjadi? Asumsinya benar-benar membuat Dara ingin melakukan kekerasan kepadanya. Aishhhh!
"Kirim sesuai alamat aja Dar, ehehehe," Cengir Indra sebelum benar-benar keluar meninggalkan kelas.
Dara mendengus pasrah begitu mendapatkan kode dari Indra. Jadi temannya itu ingin dia mengirimkan makanan gratis ke rumahnya? Pintar juga strateginya, batin Dara.
Sementara itu, Linzy dan Avril masih memasang wajah keponya mengamati interaksi yang baru saja terjadi. Jadi, sebenarnya ada apa gerangan?
"Ga ada niatan buat cerita gitu?" Greget Avril yang sudah sangat penasaran.
"Sabar, masih ada orang," Tunjuk Dara pada beberapa temannya yang lain, yang masih membereskan beberapa barangnya dimeja.
Sebelumnya, Dara sudah bisa memprediksi apabila respon dua sahabatnya akan berlebihan. Jadi, daripada ia malu karena tingkah mereka, lebih baik menunggu mereka keluar dulu. Terlebih lagi, tidak lucu pula jika ada seseorang yang mendengar curhatan Dara. Bisa-bisa, hari ini juga menyebarnya hubungan Dara dengan Lingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanficTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...