Chapter 24

23K 1.7K 45
                                    

~~~

Lingga hanya bisa tersenyum, melihat gelagat kekasihnya yang sedang fokus mengerjakan tugas. Kebetulan ada waktu senggang, Lingga sengaja datang ke rumah Dara untuk menemani sekaligus membantunya. Membantu menerangkan materi yang tidak dipahami Dara maksudnya.

Sebenarnya, Dara bukan tidak mengerti. Satu-satunya godaan dalam dirinya adalah malas. Ya, memang itu alasannya. Apalagi ketika Dara sendiri menyadari banyaknya tugas yang harus ia selesaikan minggu ini. Belum apa-apa, sifat malasnya sudah lebih dulu muncul ke permukaan.

Yang Dara salutkan adalah, Lingga sudah jelas mengetahui sisi buruknya yang pemalas. Tapi, kenapa dosen itu malah semakin manis dan romantis saja, setiap harinya? Biar bagaimana pun, memang pernah terbesit perasaan takut, apabila Lingga benar-benar akan ilfeel kepadanya. Namun, Dara tidak mau munafik menutupi itu semua dengan istilah jaga image. Toh, sudah terbukti apabila lelaki itu memang tulus, pasti apa yang kita takutkan tidak akan pernah terjadi.

"Masih banyak," Rengek Dara menidurkan kepalanya dimeja. Wajahnya sudah memelas, menatap Lingga yang sedang memainkan ponselnya.

"Iya, makanya cicil kerjain. Biar cepet beres, sayang."

"Laper,"

"Katanya udah sarapan?"

"Kan itu tadi pagi, sekarang laper lagi."

"Yaudah, mau aku masakin? Atau mau beli aja?" Tawar Lingga.

Dara langsung menggeleng cepat. Jika ia dimasakan oleh Lingga, atau pun membelinya melalui jasa go-food, itu sama saja bohong. Karena niatnya, Dara ingin mengajak Lingga pergi makan keluar. Alasannya? Tentu saja Dara butuh udara segar. Kalian pikir, setelah duduk manis mengerjakan tugas dalam kurun waktu berjam-jam, itu tidak penat? Dara benar-benar sudah muak dengan istilah pdf, materi presentasi dan printilan lainnya.

"Terus mau apa? Kalo kamu ga mau dua-duanya?"

"Aku mau makan di restoran seafood langganan kamu."

"Kan bisa lewat go-food, sayang." Gemas Lingga menguyel pelan pipi Dara.

"Beda sensasinya, mending kita makan di sana aja." Bujuk Dara yang berpegang teguh dengan keinginannya, ia berharap bisa lolos sebentar saja dari layar laptop-nya.

"Terus tugas kamu? Mau lanjut ngerjain di sana?"

"Ihh apaan, engga lah! Ribet banget bawa-bawa ini," Keluh Dara.

Lingga yang baru paham dengan taktik kekasihnya, sampai dibuat geleng-geleng kepala. Pantas saja, sebelumnya Raynzal mengatakan bahwa Lingga harus memiliki cara pintar untuk benar-benar membuat adiknya menurut ketika mengerjakan tugas. Ternyata oh ternyata, Dara akan menggunakan taktik jitu agar bisa lolos dari penatnya tugas.

"Sure, kita makan dulu. Abis itu aku bantuin ngerjain tugas, sampe bener-bener beres." Ucap Lingga mengusap rambut hitam legam Dara.

"Kamu ga bakal langsung pulang?"

"Kalo aku langsung pulang, pasti nanti malem kamu begadang, sayang."

"Nanti malem ada Bang Rayn kok, aku bisa minta tolong sama dia."

Lingga tersenyum, "Gapapa, lagi pula hari ini aku ga sibuk. Sana siap-siap dulu,"

My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang