Chapter 16

26.8K 2.1K 153
                                    

~~~

Dara tersentak kaget, saat dengan tiba-tiba ada yang merangkulnya. Penuh percaya diri, lelaki disampingnya ini tersenyum manis, menenggelamkan matanya yang sipit.

"Keenan Reinaldo, lepas!" Geram Dara tertahan. "Gue ga mau masuk akun gosip kampus gara-gara lo, ya!"

"Yaelah, anak-anak fakultas sini udah pada tau kalo kita itu best friend,"

"Najis!"

Keenan langsung berenggut kesal. Perempuan ini memang susah sekali untuk berbicara lembut kepadanya. Seketika Keenan mengingat momen pertemuan pertama mereka. Keenan bahkan sampai cengo melihat sisi lain yang dimiliki oleh seorang perempuan, dari sosok Dara. Seriously, tipikal sepertinya benar-benar langka, menurut Keenan.

"Btw, tumben amat lo rajin. Gue tau jadwal kelas kalian masih sejam lagi,"

"Gue nebeng sama Bang Rayn, dia dapet telfon ada pasien gawat darurat,"

Posisi mereka saat ini masih berjalan beriringan di koridor kampus. Bahkan, tangan Keenan masih bertengger sempurna dipundak Dara. Hanya saja, Dara sudah tidak lagi mengeluarkan protesnya. Mungkin, dia sendiri sudah lelah menghadapi partner adu mulutnya ini.

"Mobil lo kemana emang?"

"Ada, cuma males nyetir sendiri,"

"Taksi banyak, go-jek, go-car?"

"Kalo ada yang gratis, kenapa harus ngeluarin duit?"

"Astaga, bokap lo pengusaha, abang lo Dokter, lo ga mungkin semiskin itu Daraaaa,"

"Kalo gue puter balik pertanyaannya, gimana? Lo punya banyak mobil, kenapa lo malah sering pake motor?"

"Ya, karna gue lebih suka motor,"

"Begitu pun gue, yang sekarang lebih suka nebeng sama Bang Rayn,"

Okay, tampaknya sampai kapan pun, Keenan memang tidak akan bisa menang jika berbicara dengan Dara. Padahal, kalau saja Dara masuk ke dalam organisasi aktif di kampus, pasti ia akan memiliki pendukung yang banyak karena kecerdasannya dalam berbicara.

"Lo ngapain ngikutin gue, sih?" Kesal Dara karena Keenan masih saja menempel disebelahnya.

Mendadak, Keenan tersenyum tidak jelas. Jujur, Dara bahkan sempat merinding melihatnya. Apakah Keenan sudah kehilangan akalnya?

"Keen, lo sehat, kan?"

"Sialan! Ketua BEM kebanggaan kampus ini, emang cuma dinistain sama lo!"

Dara hanya tertawa kecil, menunjukkan dua jari andalannya untuk berdamai. Namun sayangnya, senyuman Dara langsung lenyap begitu mendengar bisikan dari Keenan.

"Ah gila, setelah sekian lama akhirnya ada juga cowo yang bisa bikin lo jinak. Sekarang gelar jomblo lo udah lengser. Jangan lupa, besok dipuncak jajanin ya Mrs.Fabian."

Satu detik,

Dua detik,

Tiga detik,

Hingga di detik keempat, Dara mengumpat kesal melihat Keenan yang sudah berlari menjauhinya.

Seharusnya dari awal Dara sudah curiga, karena Keenan tidak mungkin menghampirinya dengan maksud baik, kecuali dengan maksud lain, yaitu untuk meledeknya.

Aissshhh, menyebalkan! Ketua BEM itu memang licik.

"KEENAN, IHHH! AWAS AJA YA, GUE BAKAL SKIP NAMA LO BUAT ACARA BARBEQUAN BES--, besok!" Lirih Dara di akhir kalimatnya. Bagaimana tidak kikuk? Dia berteriak sebar-bar itu dipergoki langsung oleh Arka. Ya, dia memang Arka.

My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang