Chapter 41

19.5K 1.6K 59
                                    

~~~

Tiga bulan berlalu.

Tidak terasa, hari-hari yang sebelumnya Dara sibukkan untuk menyusun skripsi dan tugas akhirnya, kini selesai sudah. Perjuangannya sebagai seorang mahasiswi pun menyusul akan segera berakhir. Ya, setelah selesai menuntaskan semua tugas akhirnya. Setidaknya sekarang Dara bisa duduk manis, dengan tinggal menantikan hari yang sudah sangat di nantikannya. Yakni, acara kelulusan.

Semuanya benar-benar berjalan begitu saja. Sejujurnya, Dara sedikit tidak menyangka bahwa ia akan sampai di titik ini. Namun, memang begitu lah hidup. Terus berjalan.

Pagi ini, Dara dikagetkan dengan kedatangan Lingga dan juga Arka yang tiba-tiba menyuruhnya untuk bersiap-siap. Masih dengan kondisi loading, Dara mendengarkan maksud dan tujuan Arka yang ternyata hendak meminta bantuannya untuk mempersiapkan kejutan lamaran pada Linzy. Dara kaget? Tentu saja. Ini terbilang sangat mendadak dan mengejutkan. Karena sebelumnya, pasangan itu tidak pernah bercerita akan menikah dalam waktu dekat ini.

Hal pertama yang akan mereka lakukan adalah survei ke tempat snorkeling. Di sana, sudah ada Avril dan juga Keenan yang menunggu. Karena sebelumnya, Arka sudah lebih dulu mengirimkan location nya pada mereka.

"Kamu kayanya masih kaget?" Kekeh Arka mengamati ekspresi Dara. Lingga yang menyadari itu pun tersenyum kecil.

"Jelas kaget lah, Pak. Ini dadakannya udah bukan level tahu bulat lagi,"

"Terus level apa?"

"Tahu kotak!" Balasnya asal.

Dari kejauhan, tampak Avril melambai-lambaikan tangannya, bermaksud memberi kode kepada mereka bertiga yang baru saja sampai di lokasi. Setelah melihat area sekitar untuk mencari view yang cocok, akhirnya Arka memutuskan untuk mem-booking area bagian timur.

"Belum apa-apa udah keringetan," Ucap Lingga memperhatikan Dara.

"Kamu emang ga ngerasa? Ini panas banget tau,"

Tanpa banyak bicara, Lingga memakaikan topinya di kepala Dara. Kalian ingat? Itu adalah topi yang sebelumnya pernah Dara berikan untuk Lingga.

"Thank you,"

Lingga tersenyum, seraya mengangkat tangannya untuk menghapus keringat di dahi Dara. Kekasihnya ini jika tidak diperhatikan, pasti akan cuek dalam hal apapun. Maka tidak heran, apabila Lingga sering membaweli Dara dalam banyak hal. Tidak tanggung-tanggung, sekalinya Lingga perhatian, dia memang bisa seperhatian itu. Sekali pun hal kecil.

Mendadak, mereka semua mendengarkan briefing dari Arka, dan mulai membagi tugasnya untuk menata barang-barang dan juga hiasan yang tentunya sudah Arka siapkan. Dosen yang satu memang ini rapih sekali.

Butuh waktu hampir dua jam untuk benar-benar menyelesaikannya. Selesai pada misi pertama. Tiba-tiba saja Dara, Avril, dan juga Keenan mengusulkan prank. Ya, mereka meminta agar Arka membuat Linzy kesal, atau lebih bagus lagi membuatnya hingga marah. Dan, akhirnya Arka pun pasrah, iya-iya saja dengan rencana mereka. Sekalian berkesan, pikirnya.

Kalian bisa tebak, apa yang terjadi selanjutnya? Arka tampak mengomel karena spam chat dari Linzy justru berakhir membuatnya tidak tega. Dara dan Avril yang kini sudah kebal pun, tampak acuh mendengar keluhan dosen idola itu. Bahkan, dengan modal nekat, Dara merampas ponsel Arka, agar dia bisa fokus pada rencananya. Yakni, membuat Linzy kesal karena tingkahnya.

"Pak Arkaaaaa,"

"Saya ga tega, Dara."

Dara menghembuskan napas lelahnya. Susah memang jika sudah bucin. "Cuma sehari doang, astagfirullah. Biarin Zyzy kelimpungan nyariin Bapak, buat hari ini. Syukur-syukur dia marah deh, biar lebih ngena kejutannya. Ini handpone nya saya pegang dulu, ya. Iman Pak Arka suka lemah kalo menyangkut Zyzy."

My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang