Chapter 47

17.3K 1.6K 72
                                    

~~~

Pagi ini, di hari weekend, Lingga sudah menjemput Dara. Rencananya, mereka akan menghabiskan libur pekan ini di rumah Lingga. Sangking semangatnya, Dara mengajak Lingga untuk belanja terlebih dahulu di swalayan, sebagai makanan camilan mereka nanti.

Gemasnya lagi, Dara memberikan judul acaranya kali ini, yaitu fullday bersama Mr.Fabian. Tampaknya, gadis itu memang benar-benar menantikan momen ini, setelah pekan kemarin disibukkan dengan kegiatan magangnya.

"Mama sama Papa kamu, pulang kapan?"

"Lusa, mungkin. Sekalian nengok Nenek katanya."

Dara hanya berdehem pelan, sembari memakan snack ditangannya. Posisinya saat ini, mereka berdua sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Dara lagi.

Mendapati Lingga yang menggelengkan kepalanya, sontak saja Dara tersenyum cerah. "Yes, kebetulan. Aku bawa salad buah, buat kamu."

"Mana?"

"Sini, aku suapin aja."

Kini, dosen yang satu ini pun ikut menyunggingkan senyum cerahnya. Mendapatkan perhatian dari gadisnya, memang sudah bukanlah hal aneh lagi. Tapi percayalah, efeknya Lingga justru semakin manja pada Dara. Bahkan akhir-akhir ini Dara sering meledek Lingga, bahwa image cool, serta wibawanya ketika ia di kampus, hanya lah kedok saja. Karena buktinya, saat Lingga bersamanya, itu semua hilang entah kemana. Namun sepertinya, karena memang sudah tengil dari lahir. Lingga selalu acuh akan berbagai komentar Dara yang memang sering kali mencibirnya. Istilahnya, bisa dibilang Lingga sudah kebal.

"Enak ga?"

"Heem, apalagi sambil disuapin kaya gini. Nanti kalo aku jadi kebiasaan, salah kamu, ya?"

Dara yang ikut mencoba salad buatannya, hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan santai. Melihat seperti apa sisi manja Lingga, memang menambah point plus, karena Dara begitu menyukainya. Bahkan jika di perhitungkan, semakin kesini, Lingga lah yang sering memperlihatkan sisi manjanya pada Dara.

Sedangkan Dara, meskipun memang terbilang jarang. Tapi, sekalinya ia bertingkah manja pada Lingga, maka jangan kaget apabila Lingga akan menuruti apapun itu kemauan Dara. Dosen yang satu ini memang tidak pernah tanggung-tanggung jika menyangkut kekasihnya.

"Besok jadwal kelas aku pagi. Jadi, nanti aku bisa jemput kamu."

"Emang ga sibuk?"

"Emang mau, aku sibuk terus?" Balas Lingga menaikkan sebelah alisnya.

"Kalo aku lagi sibuk sih, ya kamu juga boleh sibuk. Tapi, kalo misalkan aku lagi senggang, kamu ga boleh sibuk!" Ucap Dara tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya.

"Dasar perempuan!" Cibir Lingga pada akhirnya.

"Ga salah dong? Karena kalo ga gitu, nanti kita kapan ketemunya coba?"

"Kapan pun, jam berapa pun, kalo aku kangen, pasti bakal langsung nyamperin kamu."

Ya, ya, ya. Dara tidak meragukan hal itu. Karena sekarang, Dara pun akan dengan senang hati menyambut kedatangan kekasihnya. Sesaat sebelum Dara disibukkan dengan kegiatan magangnya, Dara terbilang sering mengomeli Lingga yang memang kerap mengutarakan keinginannya untuk bertemu. Bukan tanpa alasan, Dara mengomeli Lingga. Bayangkan saja, bukan hanya satu atau dua kali Lingga merengek dengan alasan ini-itu, ingin bertemu. Padahal, ketika Dara masih kuliah, mereka berpisah paling lama hanya beberapa hari. Tidak pernah sampai satu minggu.

My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang