~~~
"Perasaan dari tadi senyum-senyum terus, kenapa sih?" Heran Dara.
"Seneng aja, pagi-pagi gini udah bisa ketemu kamu."
Dara melongo tak percaya. Jika mereka sudah tidak bertemu sekian lama, mungkin akan masuk akal mendengar pengakuan Lingga barusan. Tapi masalahnya jika kalian lupa, kemarin pun mereka bertemu. Bahkan menghabiskan waktunya bersama hingga sore.
"Random abis,"
Lingga mengangkat bahunya acuh, ia malah sibuk menciumi punggung tangan Dara yang berada dalam genggamannya. "Setiap jadwal kita samaan, berangkat bareng, ya?"
"Kali ini, titik. Aku pengen berangkat bareng kamu, ga terima protesan apa-apa." Lanjutnya penuh penekanan. Dan percayalah, itu terdengar menyebalkan ditelinga Dara.
Dara bergumam mengiyakan. Masalah iya atau tidaknya, bagaimana nanti saja. Pikirnya.
Pagi ini mereka memang berangkat bersama ke kampus, mungkin lebih tepatnya tidak sampai kampus. Karena niatnya, Dara akan turun didepan cafe, yang letaknya tepat berada disamping kampus. Ya, seperti inilah menjalani hubungan backstreet. Kita harus pintar-pintar menyembunyikannya.
"Ga mau turun di kampus aja?"
Dara menajamkan matanya, "Kamu serius mau mati, ya?"
"Hehehehe,"
"Turunin aku didepan cafe aja,"
"Berarti kamu harus jalan lagi, dong?"
"Terbang!" Gemas Dara ngegas.
"Galak banget,"
"Ya lagian, masih pagi udah bikin kesel!" Balas Dara tak mau kalah.
Lingga menghentikan mobilnya. Suasana sekitar tidak terlalu sepi, juga tidak terlalu ramai. Mata Dara setia mengamati beberapa anak kampus yang mulai berdatangan. Jika begini, ia harus menunggu mereka sampai benar-benar masuk ke dalam gerbang. Okay, Dara akui, ini sedikit merepotkan memang.
Refleks Dara mengalihkan perhatiannya, saat Lingga menyimpan sesuatu ditelapak tangannya. Itu cokelat. Lengkap dengan pita berwarna merah, membuatnya terlihat cantik.
"Nih, biar galaknya diganti jadi manis."
Lingga tersenyum, melihat gelagat kekasihnya yang mulai salah tingkah. Dengan gerakan perlahan, namun pasti. Kali ini Lingga yang mencuri kecupan dipipi Dara.
"Nakal, kemarin langsung keluar gitu aja. Jadi, biar impas, sekarang aku yang kasih morning kiss di sini," Ucapnya sembari mengusap lembut pipi Dara.
"Kalo aku jadi ga fokus pas kelas kamu, jangan negur aku, awas aja!" Ancam Dara, keluar dari mobil.
Meninggalkan Lingga yang tertawa gemas, apalagi saat matanya melihat langkah kaki kekasihnya yang dihentak-hentakkan karena kesal, atau malu, mungkin? See you in class, my girl.
Sementara itu, Dara mengeluarkan berbagai kekesalannya dalam hati. Bisa-bisanya dipagi hari seperti ini, Lingga sudah membuatnya seolah menaiki rollercoaster. Apa kabar jantung? Sehat-sehat didalam sana ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanfictionTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...