~~~
Menyadari bucket bunga yang baru saja dilempar oleh kedua mempelai mengarah ke wajahnya, sontak saja Dara refleks menangkap bunga tersebut.
HAP!!!
Tamu undangan, khususnya para kerabat dan sahabat dekat Dara, langsung bersorak heboh. Hingga sukses membuat gadis itu merapatkan tubuhnya pada Lingga, karena merasa malu bukan main. Memangnya apa yang salah, apabila dirinya mendapatkan bucket bunga yang baru saja dilemparkan Abangnya? Aishhh, dasar berlebihan.
"Bau-baunya sih, ada yang mau nyusul," Avril mendekat menghampiri Dara, lalu menyikut lengannya.
"Tanggal berapa tuh, Mba?" Goda Linzy ikut-ikutan.
Lingga yang posisinya sedang memeluk pinggang Dara, hanya tersenyum geli, memperhatikan ekspresi gadisnya yang sedang kesal. Tidak dipungkiri, ini memang pemandangan yang menggemaskan.
Keenan dan Arka saja sampai ikut tertawa, menyaksikan tingkah mereka. Sudah beberapa minggu tidak bertemu, tampaknya persahabatan tiga sejoli itu tidak berubah sama sekali. Masih sering diwarnai cekcok, hingga berakhir keributan-keributan seperti saat ini.
"Heboh banget sih, ini anak dua! Bikin malu aja!"
"Pantes, malunya sampe mepet gitu ke Pak dosen," Celetuk Keenan bersiul menggoda.
"Ehh, sumpah? Kenapa kalian makin nyebelin?" Tunjuk Dara pada mereka.
Linzy dan Avril kompak terkikik geli. "Gue kira, lo kangen."
Dara terlihat berdecak sebal. Namun, ia tidak menampik, fakta bahwa ia merindukan sahabatnya. Maklum saja, selama di kampus, hampir terhitung setiap hari mereka menghabiskan waktunya bersama. Bahkan, kemana-mana pun pasti selalu bertiga. Sebelum berjalan mendekati dua sahabatnya, Dara lebih dulu menyerahkan bucket bunga ditangannya pada Lingga.
"Gimana belah durennya?" Bisik Avril pada Linzy. Yang tentunya hanya mampu didengar oleh mereka bertiga, saat sedang berpelukan.
Dara otomatis tertawa lepas, membuat lengannya mendapatkan cubitan Linzy, agar mulutnya tidak ember. Tahu sendiri, bukan? Dara itu sangat ceplas-ceplos. Seharusnya, mereka bisa tahu tempat, untuk tidak membahas hal-hal seperti itu. Memang dasarnya sahabat lucknut.
"Gausah minta cerita detail-nya, intinya sahabat kita yang satu ini udah ga perawan." Bisik Dara, balas menyerang godaan Linzy tadi.
"Gilaaak! Obrolan macam apa ini?"
"Obrolan 18+++,"
"Hayooo, lagi ngobrolin apa? Sampe bisik-bisik tetangga kaya gitu?" Timpal Keenan.
"Secret woman." Balas Dara memeletkan lidahnya.
Setelah selesai sesi melepas rindu bersama para sahabat dekatnya, Dara dan Lingga berpisah lebih dulu, saat keluarganya memanggil mereka untuk ikut bergabung. Kedatangan orangtua Lingga, tentu langsung disambut baik oleh orangtua Dara. Apalagi, hubungan mereka sudah terbilang akrab, setelah pertemuan terakhirnya kemarin.
Dara dan Lingga duduk bersampingan, ditengah-tengah keluarga mereka yang sedang berbincang. Bahkan, Raynzal dan Erica pun ikut bergabung, karena sekarang sudah memasuki waktu makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanfictionTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...