~~~
Setelah selama empat hari dirawat, kini akhirnya Dara bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Hari ini, Dara sengaja mengajak sahabatnya untuk datang ke kampus lebih awal, sebelum kelas dimulai. Semenjak pertemuan terakhir mereka di rumah sakit, Dara sama sekali belum menceritakan apa-apa, perihal Lingga.
Dara berjalan memasuki kelasnya, dan seperti biasa, dia lah yang menjadi orang terakhir datang.
Linzy dan Avril dengan kompak langsung melebarkan kedua tangannya, meminta Dara untuk bergabung ke dalam pelukan mereka. Seperti teletubbies.
"Lo kurusan anjirrr," Komentar Avril menelisik badan Dara.
"Emang iya? Bang Rayn juga bilang gitu masa,"
"Fix, batin nih batin,"
"Sialan!" Ketus Dara menoyor kepala Avril.
Avril cemberut, sampai akhirnya ia kembali duduk dikursinya. Faktanya, memang tidak ada yang bisa mengalahkan ke bar-baran dari seorang Dara Griselda. Coba saja kalian tanya, sudah ada berapa orang yang terkena sentuhan tangan gadis itu. Sentuhan yang dimaksud di atas, maksudnya toyor-menoyor, cubitan, atau bahkan pukulan.
"Ga ada waktu buat berantem, okay?" Sindir Linzy tersenyum manis. "So, langsung masuk ke intinya aja. Sesi curhat resmi dibuka, silahkan Nona Dara,"
"Apa sih, Zy," Gemas Dara dengan heran, tumben sekali sahabat chubby nya ini bertingkah absurd.
"Oke-oke serius,"
Sekali lagi, Dara mengamati keadaan di kelas. Setelah memastikan semuanya aman, barulah ia mulai menceritakan semuanya pada mereka. Dimulai dari kejadian di gramedia, lalu hari di mana Lingga yang ternyata benar-benar menemani perempuan itu, dan yang terakhir, Dara sungguh tidak menduganya, bahwa perempuan itu sampai menemui Lingga di kampus. Jangan tanya Dara tahu darimana, karena di grup angkatan kabar tersebut sedang hangat-hangatnya.
Linzy dan Avril, sama-sama terdiam. Sebelumnya, mereka memang mengira bahwa Dara bisa semarah ini karena perempuan yang sempat mereka lihat kemarin. Tapi, mereka tidak mengira jika dibalik itu semua, Lingga akan se-care itu.
"Terus, pas hari pertama lo di rumah sakit, Pak Lingga dateng ga? Soalnya dia nanyain lo lewat Kak Agha,"
Dara mengangguk pelan, "Dia dateng malem,"
"Jangan bilang, seharian itu dia sibuk sama perempuan-, ahhh what the fuck!" Kesal Avril.
"Maybe,"
Linzy mengusap punggung Dara, "Lo belum bener-bener obrolin ini semua sama Pak Lingga, kan?"
"Hmm,"
"Gue saranin, coba lo cari tau dulu siapa perempuan itu. Masalah mereka ada hubungan atau engga, lo pasti tau kan langkah apa yang harus lo ambil? Gue ambil kemungkinan terburuknya dulu deh, kalo misalnya emang iya, mereka punya status, lo harus kasih sikap tegas ke Pak Lingga. Begitu pun kalo masalah ini cuma salah paham. Iya, lo boleh marah, itu wajar kok. Tapi, seengganya lo masih punya kesempatan buat jujur tentang perasaan lo." Ungkap Linzy.
Avril mengetuk-ngetuk meja didepannya, sembari menopang dagu. "Tapi, tetep aja Zy. Kalo emang Pak Lingga udah punya doi, ngapain juga dia ngegas ke Dara? Dan, kalo emang cewe itu buka siapa-siapanya, kenapa juga Pak Lingga harus sebaik itu? Bahkan sepeduli itu? Kalo gue sih ogah ya, Keenan kaya gitu ke cewe lain," Curhatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanfictionTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...