~~~
Selesai dengan acara resepsi pernikahan Linzy, baik itu Dara dan Lingga, maupun Avril dan Keenan, memutuskan untuk tinggal di sini selama beberapa hari ke depan. Hitung-hitung sembari liburan, pikirnya. Masih ingat kah, kalian di mana resepsi Linzy diadakan? Ya, tepatnya di disney florida. Jangan tanya, sekarang Linzy ada di mana. Karena faktanya mereka sudah tidak ada di sini. Pengantin baru itu sudah terbang ke Maldives, teman-teman.
Saat ini Dara yang ditemani Lingga tengah berburu aksesoris lucu, khas disney. Dara yang sebelumnya tidak terlalu menyukai hal-hal berbau disney, tampak tergoda kala melihat langsung seperti apa indah dan uniknya design dari berbagai aksesoris tersebut.
"Kamu ga cape, hmm?"
Mendengar pertanyaan Lingga, sontak Dara mengalihkan perhatian padanya. "Cape?"
"Daritadi narik tangan aku kesana-kemari, ga mau istirahat dulu?"
Dara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan kikuk. Seriously, mungkin ini efek dari Dara yang sudah lama tidak liburan, jatuhnya ya seperti ini. Bak anak kecil yang kegirangan karena mendapatkan sesuatu.
"Haus, beli minum, yuk?" Kekeh Dara, kembali menarik tangan Lingga agar tetap disampingnya, mengikuti langkahnya.
"Duduk di sini, biar aku yang ngantri."
Dara tersenyum, sembari menganggukkan kepalanya. Kini, ditangannya sudah ada beberapa paper bag, berisi macam-macam aksesoris yang berhasil menarik perhatiannya. Pastinya, sebagian lagi akan Dara kemas sebagai oleh-oleh, untuk orang-orang di rumah.
Meskipun terasa begitu singkat, tapi Dara pikir, ini adalah liburan yang menyenangkan. Apalagi, mengingat momen liburan terakhirnya yaitu ke Bandung, menginap di rumah Nenek Lingga selama hampir satu pekan. Saat libur semester pun, waktunya jarang Dara gunakan untuk liburan. Mungkin, kalian tahu sendiri seperti apa kepribadian dari seorang Dara Griselda.
"Makasih," Ucap Dara begitu menerima minuman dari Lingga.
Lingga tersenyum simpul, kemudian duduk disamping kekasihnya. "Abis ini, mau ke mana lagi?"
Dara tampak menggelengkan kepalanya. Karena sejujurnya, ia tidak tahu-menahu mengenai destinasi wisata di sini.
"Kalo kita pulang dulu ke hotel, gapapa?"
"Setelah dirasa-rasa, ternyata kaki aku pegel juga. Jadi, okay setuju!" Balasan Dara, ternyata mengundang tawa kecil Lingga.
"Nanti aku gendong,"
"Dih, ga mau! Malu!"
"Emang di sini siapa yang mau ngenalin kita sih, sayang?"
Dara menggigit bawah bibirnya, merasa ragu. "Tapi, jarak dari sini ke hotel lumayan, loh? Pesen taksi aja deh, ya?" Bujuk Dara. Takut-takut, nanti Lingga mengeluh karena berat badannya. Tolong ingat, yang namanya perempuan pasti akan selalu sensitif saat berhubungan dengan hal tersebut.
"Liburan berdua, harus dinikmatin sebaik mungkin."
"Ck, yaudah iya, terserah kamu! Tapi, ga boleh komentar apa-apa sama berat badan aku. Awas aja!" Cerocos Dara yang ternyata memperingatkan Lingga lebih awal.
Lagi-lagi, dosen muda yang satu ini tertawa atas tingkah Dara. Sejak kapan gadisnya ini memperdulikan hal-hal seperti itu? Toh, biasanya ia selengean apa adanya, pikir Lingga. But, tetap saja. Yang namanya spesies perempuan, tetaplah perempuan.
![](https://img.wattpad.com/cover/269295664-288-k834795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanfictionTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...