~~~
Dara Griselda, mahasiswi semester genap yang cukup terkenal di fakultasnya dengan kepribadiannya; selengean, barbar, selalu santai dalam hal apapun terutama dalam hal pelajaran dan laki-laki. Maka tidak heran, jika sampai saat ini ia masih betah menyandang gelar jomblo. Karena faktanya, dari sekian banyak lelaki yang mencoba mendekatinya, mereka berkata bahwa Dara itu tipikal perempuan yang memang sulit di luluhkan.
Padahal Dara pribadi, tidak menyukai lelaki yang menye-menye. Apalagi yang hanya sekedar melemparkan gombalan semata untuk main-main dalam menjalin hubungan. Sudah pasti, lelaki seperti itu akan Dara blacklist.
Di umurnya yang sekarang, Dara rasa hanya akan buang-buang waktu saja jika siklusnya hanya kenalan-pendekatan-bosan-lalu menghilang.
Meskipun faktanya Dara memang selengean, tapi untuk masalah kriteria lelaki, tentu ia ingin mendapatkan lelaki yang baik, dan yang pasti cocok untuk berbagi pikiran dengannya. Karena sejauh ini, rata-rata lelaki yang hampir lulus dari kriteria Dara, suka mendadak mundur karena sifat Dara yang katanya terlalu santai, tidak peka, tidak romantis, dan bla-bla-bla, segala macamnya.
"Sayang?" Panggil Anita, Ibu Dara.
"Kenapa, Mih?"
Mungkin sebagian orang diluar sana yang belum mengenal Dara, akan heran sekaligus tidak percaya mendengar panggilan gadis itu untuk kedua orangtuanya. Namun itulah faktanya, karena Dara sudah terbiasa sejak kecil.
"Minggu depan kan Abang kamu pulang dari Canada, dia minta dijemput sama kamu. Mau, kan?"
Fokus Dara yang sedang tertuju pada layar laptop di depannya, seketika beralih pada ucapan Anita.
"Pasti Abang yang maksa Mamih kan? Buat bujuk aku?"
"Ya, sedikit sih. Tapi emang bagusnya kamu yang jemput Abang, biar di ga kelayapan dulu."
Dara menatap Maminya dengan memelas, "Buat apa ada supir sih, Mih? Lagian pasti Abang cuma mau ngerjain aku doang,"
"Mamih yang bakal marahin dia, kalo sampe ngerjain kamu."
"Padahal ga perlu aku, taksi kan, ada? Jalan kaki juga bisa?"
"Husss, kamu ini!" Tegur Anita dengan gemas.
"Yaudah, iya-iya!" Pasrah Dara pada akhirnya.
"Gue tunggu loh!"
"LAH?!" Pekik Dara kaget.
"Dari tadi gue udah nguping, oon!"
"Abang!!!" Kali ini Anita menegur putranya.
Fyi, Dara ini si bungsu. Dia mempunyai satu kakak laki-laki bernama Raynzal Alfigar.
"Dih, dasar kurang kerjaan!" Omel Dara mengeluarkan kekesalannya. Tahu begitu, mungkin sedari tadi ia akan menyinggung Abangnya, agar tidak manja karena ingin dijemput.
"Kalo lo beneran jemput gue, ntar dikasih uang jajan deh. Bonusnya dapet oleh-oleh made in Canada," Ucap Raynzal dengan tawa menyebalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]
FanfictionTakdir seseorang memang tidak ada yang tahu. Siapa yang menyangka, Dara Griselda, mahasiswi selengean, barbar dan tersantai sepanjang masa itu, akan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu." "Suka dalam artian?" "Dalam arti saya...