Chapter 5

30.6K 2.3K 123
                                    

~~~

Keterdiaman Dara hari ini, membuat suasana kelas berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak, Dara yang notabenenya disebut sebagai Dara belut karena tidak mau diam, kini mendadak senyap, betah duduk dikursinya.

Linzy dan Avril, selaku sahabat Dara sampai dibuat keheranan. Tapi, bukan mereka namanya, jika tidak gesit untuk mencari tahu.

"Kenapa, sih? Pms, lo?"

"Kesel," Balas Dara singkat, tapi jika dijabarkan akan sangat panjang ceritanya.

"Why? Masalah Pak Lingga lagi?" Tebak Avril to the point. Sekarang, perubahan mood Dara pasti tidak akan jauh-jauh karena dosen itu.

Linzy duduk paling santai, siap mendengarkan.

"Kemarin, masa dia gabung makan malem sama keluarga gue? Kan kesel," Ucapnya kesal sekaligus frustasi.

Jujur saja, Dara masih mengingat dengan jelas perbincangan yang terjadi antara Lingga dan keluarganya. Anehnya, kenapa dosen itu tampak santai-santai saja. Oh astaga, tolong sumbangkan kesabaran kalian untuk Dara.

"Dia? Maksud lo Pak Lingga?" Tanya Avril nyaris tak percaya.

"Iya lah, lo pikir, siapa lagi?"

Avril sampai memekik sembari geleng-geleng kepala. "ANJIRRR!"

"Gimana bisa?" Kali ini Linzy yang bertanya. Ingin mengetahui lebih detail.

Sebelum benar-benar menjawab, Dara menyandarkan tubuhnya pada kursi. Masalahnya, karena perihal semalam, Anita jadi semakin gencar menyinggung perihal pacar. Lebih masalah lagi, Anita bilang, ia mengidamkan sosok Lingga untuk jadi menantunya.

I think this can be crazy.

"Jadi, kemarin gue makan malem keluarga di restoran,"

"Terus?"

"Sialnya, restoran itu punya keluarga Pak Lingga." Jelas Dara yang langsung dihadiahi tawa sahabatnya.

"Bukan sial, Dar. Takdir itu," Ralat Linzy.

"Ck, kalo dari awal gue udah tau, mana mau gue ikut,"

Tanpa diduga, Avril justru menoyor kepala Dara, sangking gemasnya. "Lo ketempelan jin iprit model apaan, sih? Kok bisa-bisanya nolak Pak Lingga? Dia kurang apa, hmm? Ganteng iya, mapan juga iya,"

"Tunggu-tunggu, nolak apa maksud lo?"

Linzy menghembuskan nafas beratnya. Sudah ia duga, bahwa sifat lola Dara akan berimbas seperti ini.

"Zy, kalo ini anak udah peka. Panggil gue," Gumam Avril kemudian keluar kelas, karena kebetulan sudah ada Keenan yang menjemputnya.

"AVRIL MONKEY, MAKSUD LO APA SI?!" Teriak Dara penasaran.

Namun yang ia dapat, justru lambaian tangan dari Keenan. Fix, mereka cocok. Karena sama-sama menyebalkan, pikirnya.

"Dar, serius lo masih ga ngerti kenapa Pak Lingga kaya gitu sama lo?" Tanya Linzy serius.

"Zy, dia emang tengil dari lahir, jadi gue ga aneh lagi kalo dia nyebelinnya sampe sekarang."

My Boyfriend Is a Lecturer? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang