29

24.7K 1.9K 110
                                    

Atheya berdiri tak jauh dari pangunggung memperhatikan keluarga Altan berfoto, ia juga nanti akan ikut, tapi nanti karna sekarang khusus keluarga Adrian saja.

"Eh ada si pembawa sial" ucap orang dibelakang membuat Atheya membalikan badannya.

"Ehh ada orang paling beruntung" balas Atheya saat tau sipa orang itu.

"Kamu tuh ya gak ada hormat-hormatnya sama orang tua" orang itu menunjuk muka Atheya.

"Emang anda bendera merah putih yang haru saya kasi hormati" Atheya melipat tangannya didepan dada dan menaikan sebelah alisnya.

"Kamu ya bener-bener saya itu nenek kamu kenapa gak panggil nenek" Wanita tua itu menggeram marah.

"Ohhh mau dipanggil nenek ya?, tapi saya inget deh ada wanita tua yang nyuruh saya buat gak panggil dia nenek, soalnya telinganya alergi kalo denger kata itu dari saya"

"Kamu ya bener-bener, liat nih Tar mending kamu setujui Altan sama Alexix aja daripada sama dia"

Atheya membalikan badannya ia terkejut dibelakangnya ada nenek Tari sama Bunda Aurin.

"Atheya cucu bu Sari?" Tanya Bunda Aurin

"Saya gak sudi ngakuin dia sebagai cucu, diakan anaknya sijalang Tere"

"Anda jangan hina mama saya ya" Atheya menunjuk wanita itu,ia tak peduli nenek dan Bunda Altan mau beranggapan apa.

Bunda Aurin menurunkan tangan Atheya dan menarik gadis itu kedalam dekapannya. "Ternyata kamu anaknya Tere, pantes pas bunda liat kamu pertama kali bunda jadi keiinget Tere karna muka kalian sama" setelah puas ia melepaskan pelukannya.

"Bunda kenal sama mama?"

"Iya mama kamu itu sahabat Bunda"

"Kamu yakin Tari setujuin kalo Altan sama Atheya, liattkan tadi anak ini gak ada sopan-sopannya smaa orang yang lebih tua"

"Saya yakin, dan saya tau Atheya orangnya baik sama seperti mamanya, dan saya tau kenapa Atheya bersikap seperti itu denganmu."

"Tapi Tar dia gak cocok sama cucu kamu, Altan tuh lebih cocok sama Alexix" nenek Tari melihat Alexix dari ujung kepala sampai ujung rambut.

"Sory ya tapi cucu kamu itu lugu-lugu bangsat" Atheya terkejut tak menyangkan nenek Tari akan berkata seperti itu.

"Kirain kalem, ternyata simpanan om-om. Upss" Ucap nek Tari menutup mulutnya seolah-olah merasa bersala.

"Sengaja,gue tau sikap cucu lo yang satu ini sama persis kek lo waktu muda.Mending lo berubah deh udah bau tanah juga." Atheya matia-matian menaha tawanya melihat wajah merah nenek dan Alexix, ia puasa dan sekaligus tak menyangka mendengar hinaan dari nenek Tari.

"Yaudah yuk sayang kita foto." Nenek Tari mrangkul lengan Atheya dan Bunda Aurin dan meninggalkan Mereka berdua.

---

"Wehhh bang selamat ya" ucap Gavin memberi selamat.

"Huyy yang nanti malam udah bisa main kuda-kudaan" Andre mendapat toyoran dari Aisar.

"Selamat ya Bang, ntar kalo mau itu jangan lupa baca doa" ucap Abi

"Bang ati-ati ya kalo unboxing anak orang" bisik Valen.

"Heh apaansi bahasan kalian liat tuh istri gue jadi malu."

Sontak keempatnya menoleh kearah istri Aisar_zahra namanya.

"Maaf ya mba" wanita itu hanya mengangguk.

"Oh iya bang nih kita ada hadia dari gue sama Valen" Andre menyudorkan sebuah kotak bekururang sedang.

"Buka gih bang gue penasaran hadianya apa" ucap Abi

Aisarpun membuka hadia tersebut, setelah dibuka ia dibuat terkejut karna isinya adalah obat penguat dan tespek dengan merek yang berbeda-beda. Gavin dan Abi tertawa melihatnya.

"Baikan kita bang lo gak perlu cari-cari tespek kalo bini lo mau mastiin hamil apa kaga" Valen menaik turunkan alisnya.

"Yaudah foto yuk abis itu kita makan"

"Makan mulu"

"Mumpung gratis, ya kan Len?" Valen menaikan jempolnya m. Kalo soal gratisan Andre dan Valen terdepan.

Usai berfoto mereka masi asik mengobrol lupa kali kalau mau makan.

"Kalian udah foto?" Tanya nenek Tari pada kelima inti HUNTERS.

"Udah nek"

"Yaudah turun gih, nenek mau foto."

"Sama siapa nek?" Tabya Abdre

"Sam keluarga Adrian ditambah Calon nyonya Altan Arian Rajendra."

Mereka berempat mulai menggoda Atheya, begitupun Ayah Adrian yang menggida Anaknya.

"Tunggu apa lagi bang?Sikat" bisik sang Ayah

"Dia bukan pakaian" Altan berjalan untuk mengatur posisi.

Ayah Adrian geleng-geleng "anak itu"

"Ayah cepet sini" panggil Bunda Aruni karna tinggal Ayah Andrian yang mengambil posisi.

Mereka semua tersenyum kearah kamera, bahkan Altanpun juga walaupun hanya beberap centi.

Atheya bersyukur bisa diperlakukan dengan baik oleh keluarga ini beda lagi dengan keluarganya.


Udah segitu sekian.

ATHEYA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang