9.Mami Julia Tahu🌿

554 97 6
                                    

"Beda tempat, beda sikap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beda tempat, beda sikap. Itu bukan keinginanku, melainkan keadaan yang memaksaku menjadi orang yang berbeda."

-Sellyana-

 
Hari libur yang cukup sibuk. Semua orang di kost milik Julia berbondong-bondong bersih-bersih. Seperti yang sudah ditetapkan, hari minggu wajib membersihkan kost-an. Setelah membersihkan kamar kost masing-masing, semua diarahkan membersihkan seluruh area kost secara keseluruhan.

Julia berlagak seperti komando pasukan. Kaos polos berwarna putih dan celana training, serta atribut pita terikat di kepala dan lengan. Julia memerintah semua penghuni kost pun ikut memakai pita itu. Entah mengapa, semua orang menurutinya termasuk Kasih.

Gadis seperti Kasih tidak pernah membersihkan selokan, tapi Kasih tetap melakukannya. Melihat bagaimana cara Selly membersihkannya, Kasih dengan sangat cepat mengerti dan mempraktikkannya. Cukup tiga jam bersih-bersih, semuanya sudah selesai. Kost-an yang tadinya kotor dan terlihat menjijikkan, sekarang jadi tempat berlindung yang nyaman. Kasih sangat mengagumi kekompakan orang-orang di sini, semua terasa menyenangkan jika dikerjakan bersama-sama.

Berakhirnya acara gotong royong, kami, penghuni kost-an Julia makan bersama. Setiap hari minggu Julia masak-masak untuk semua orang di sini. Dengan alas daun pisang dan kertas nasi, kami makan bersama-sama di lantai. Es jeruk meredakan dahaga setelah begitu lama terkena matahari pagi, dan nasi liwet dengan berbagai jenis lauk seperti: Ikan asin, telur balado, ayam goreng, sambal dan tak lupa lalapnya. Terasa nikmat, apalagi disantap secara bersama-sama.

“Makan-makan! Masakan Mamijul gak ada tandingannya!” seru Selly sambil mengangkat tempat nasi ke atas. Para wanita—penghuni kost Julia—mengangkat ibu jarinya setelahnya tertawa.

Kasih menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Selly gadis yang sangat disenangi di sini. Humoris, ceria dan hangat. Sangat disayangkan, Selly harus menutup jati dirinya di sekolah karena ingin terus bersekolah di sana.

Sedari tadi, Kasih terus menatap Selly. Betapa bahagianya Selly, tertata dan bercanda dengan yang lainnya. Tertawa tanpa ada beban sedikit pun. Mungkin tidak ada yang tahu, betapa berharganya tawa Selly.

“Hidup sambel Mamijul!” Selly berseru kembali. Kali ini dia menunjukan salada yang sudah dicampur sambal.

“Hidup!” balas semua kompak tak terkecuali Kasih, dia hanya menanggapi dengan senyuman tipis.

“Kas, suka gak?” tanya Selly menyenggol lengan Kasih.

“Suka.”

“Tapi dari gaya kamu, kayaknya kamu baru pertama kali ya makan bareng-bareng kayak gini.” Tepat sekali, Selly menyadari kakunya gerakan Kasih saat makan. Walau mulutnya ini sibuk mengunyah, tetapi matanya sesekali berfokus pada tangan Kasih.

“Kamu itu gimana si, Sel! Mana mungkin Kasih makan kayak orang jalanan? Lihat tampangnya udah berkelas, gak kayak kamu,” sahut seseorang wanita gembul berambut ikal, sedangkan yang lainnya menatap wanita itu tak suka.

Rain For KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang