*Happy Reading*
Salam, pacarnya Dave
-Uci-Ucapan Wira memang tidak main-main. Pria itu membayar orang untuk mencari tahu data diri Biru. Namun Biru tak kalah cerdik. Tanpa membayar orang pun Biru bisa mencari tahu semuanya. Di ruangan tempat Wira dirawat, pria itu meminta Biru berdiri di samping brankar. Satu berkas bersampul biru yang Biru ketahui berisi data-datanya ada di tangan Wira.
Biru membuang wajah, sebelah sudut bibirnya terangkat. Sejak tadi dia berusaha menahan tawanya. Tatkala melihat pria itu mulai membaca-baca berkasnya. Membaca lalu menatap ke arah Biru, membaca lagi lalu kembali menatap Biru. Kerutan di kening pria itu tampak melebar. Raut wajah bertanya-tanya sekaligus tidak percaya dengan apa yang tidak dia baca.
"Maafkan saya Dokter. Bisa-bisanya saya merendahkan Anda. Seharusnya saya bersyukur dirawat oleh Dokter hebat seperti Anda. Sekali lagi maaf dan terima kasih," ucap Wira, menundukkan kepalanya. Berkas itu ditutup kemudian diletakkan di atas nakas.
Hanya itu?
Sial, tidak seru.
Ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Hal yang akan dibayangkan Biru adalah jantung pria itu kumat, dan dia menonton sambil menyombongkan segunung prestasinya. Terlihat kejam menyumpahi orang lain. Menurutnya itu belum sebanding. Perlakuan Wira kepada putrinya sudah kurang ajar.
Jika Wira sudah menyuruh orang untuk mencari tahu mengenai dirinya, dia juga bisa mencari tahu secara keseluruhan tentang Wira bukan? Di tangan kanannya sudah ada sebuah berkas. Dibacanya berkas itu pelan-pelan. Wira menatap Biru bingung. Pasalnya Biru tidak merespons permintaan maafnya.
"Wiratama, seorang pengusaha di bidang makanan ringan. Sudah memiliki dua cabang, Yogyakarta dan Tangerang. Memiliki satu istri dan satu anak laki-laki," Biru mulai membacakan apa yang sebelumnya dia baca.
Wira melotot, mengambil berkas itu secara kasar. Dia membaca berkas-berkas itu, sesekali memandang Biru tidak percaya. "Anda, Anda memeriksa data-data saya?! Anda tidak sopan!"
"Maaf saya lancang Pak Wiratama, tapi Anda yang terlebih dahulu lancang mengorek informasi tentang saya. Anda mencari tahu tentang saya dan saya mencari tahu tentang Anda, bukankah itu adil Pak Wiratama?" Sarkas Biru, melipat kedua tangannya di dada.
Skakmat!
"Tapi Anda dokter, jangan seenaknya mencari informasi tentang saya! Saya bisa tuntut Anda!"
"Lantas Anda siapa?"
"Kurang ajar! Saya yang membayar Anda, Dokter!"
Pemikiran orang-orang atas ini mirip seperti orang tak berpendidikkan. Mereka pikir bisa memperbudak siapa pun dengan uang? Anda kata dia bekerja demi uang, dia tidak akan lagi bekerja sebagai dokter tetapi memilih membuka bisnis yang lebih menguntungkan. Banyak orang yang bilang dia salah masuk kedokteran. Tentu saja salah, kedokteran bukan minatnya. Dia masuk kedokteran karena alasan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain For Kasih
Teen FictionIni tentang Kasih dan hujannya. Diasingkan kemudian ditarik kembali, seperti sampah yang didaur ulang lalu dibeli kembali. Ini tentang Kasih, yang tidak sengaja membunuh sahabatnya sendiri. Masa lalu kelam membuat Kasih tidak pantas hidup bersama m...