Happy Reading^^
Salam
Ciret (Uci ngaret)Sudah diputuskan hukuman untuk Jane. Membersihkan area lapangan selama seminggu. Akibat dari kesalahpahaman ini, Jane dijauhi oleh teman sekelas. Walau sebenarnya Valery sudah menjelaskan bahwa kejadian kemarin hanya sebuah kesalahpahaman. Kasih sedikit tahu tentang Valery. Gadis itu tidak ingin berkecimpung dalam masalah, selalu menginginkan kedamaian dan ketenangan. Dengan memberitahu semuanya mengenai kebenaran itu, Jane pasti akan hancur.
Valery yang memberitahu Kasih, meminta maaf atas nama Jane. Ketidak-sukaan murid-murid sekolah ini pada Kasih membuat mereka semua buta. Zaman sudah berubah dengan cepat. Di mana sepasang kekasih menjadi primadona sekolah. Bertunangan saat remaja menjadi hal keren yang digilai para gadis. Pada hakikatnya, pernikahan dini dilarang keras oleh negara.
Di kursi panjang tepat di halaman sekolah, Kasih duduk sambil bersilang kaki. Menonton Jane yang sedang membersihkan lapangan menggunakan sapu lidi. Tersedia minuman dingin dan sebungkus keripik kentang, menganggap kegiatan yang sedang Jane lakukan adalah film seru.
“Lagi ngapain, Kas? Seru banget kayaknya.” Seseorang tiba-tiba duduk di sebelah Kasih. Tangan kanannya masuk ke dalam bungkusan keripik kentang lalu mencomotnya.
Kasih mendelik sebal. Marka datang dan tiba-tiba mencomot keripik kentang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Seketika dia teringat kejadian kemarin. Ayah Marka datang dan memintanya agar menjauhi Marka.
Iris mata Marka memicing ke arah seorang gadis yang sedang menyapu lapangan. Itu Jane, baru saja kemarin gadis itu terkena kasus. Sampai sekarang belum ada kejelasan apa-apa lagi dari mulut Bu Yuri. Hanya Valery yang menjelaskan bahwa masalah ini bukan karena faktor kesengajaan.
“Kamu di sini nontonin Jane? Kamu seneng temen sekelas kita dihukum?” tuduh Marka.
Ya, itu benar. Kasih memang senang melihat Jane dihukum.
“Aku yang masukin HP Valery ke loker Jane,” ungkap Kasih jujur. Sontak saja Marka terkejut. Cowok itu berharap salah mendengar.
“Ka-kamu?! Kamu yang udah nyimpen HP Valery ke loker Jane?! Gila ya kamu?!”
“Jane yang duluan, Ka. Aku Cuma ikutin alurnya aja,” jawab Kasih santai. Mengambil botol minuman dingin lalu meneguknya sampai habis tak tersisa.
“Maksud kamu?”
“Jane naro HP Valery ke lokerku. Kebetulan aku tahu, dan gak mungkin ‘kan kalau aku diem aja? Di sini aku udah dibenci banyak orang Ka, sampai kejadian ini nyudutin aku. Mungkin aku bakal langsung ditendang dari sekolah ini,” jelas Kasih, mengulas senyuman tipis. Berbeda dengan Marka yang diam saja. Tanpa disadari oleh Kasih, sebelah tangan Marka mengepal kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain For Kasih
Teen FictionIni tentang Kasih dan hujannya. Diasingkan kemudian ditarik kembali, seperti sampah yang didaur ulang lalu dibeli kembali. Ini tentang Kasih, yang tidak sengaja membunuh sahabatnya sendiri. Masa lalu kelam membuat Kasih tidak pantas hidup bersama m...