Hamputenten sadayana
Sorry banget telat update, dan hari ini enggak bisa double up. Nanti diganti sama hari lain ya, soalnya aku udah mulai kuliah yang wow banget kesibukannya. Kalau begitu, selamat membaca^^ semoga lancar update sampai tamat.
*
*"Kita pulang Kasih. Daddy akan siapkan keberangkatanmu malam ini juga," putus Biru tak ingin mendengar bantahan apapun dari putrinya.
Raut wajah Kasih berubah panik. Sedari tadi dia terdiam saja. Pikirannya melayang-layang entah ke mana. Segala ocehan Biru dia terima dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Biru mengambil koper, mengeluarkan seluruh isi lemari berupa pakaiannya lalu di masukkan ke dalam koper secara asal. Kasih menghalangi Biru. Menggelengkan kepalanya pelan memohon lewat tatapan mata.
"Apa?! Kamu mau ngapain Kasih?! Daddy muak! Muak lihat kamu nangis! Daddy biarin kamu tinggal di sini dengan harapan kamu bisa bahagia. Kebahagiaan yang tidak bisa diberikan oleh kami, tapi mana Kasih mana?! Kami akan berusaha bahagiin kamu. Bukan Cuma Daddy atau keluarga kamu, tapi sepupu-sepupu kamu, kakek-nenek kamu, om-tante kamu akan beri kamu kebahagiaan!" teriak Biru emosi. Dalam sekali gerakan Biru menggeser tubuh Kasih, memudahkannya dalam membereskan seluruh pakaian di kopernya.
Kejadian tadi memang sangat menyedihkan apalagi dilihat langsung oleh Biru. Akan tetapi, di sini dia masih memiliki banyak tujuan. Selly dan juga Olimpiade yang merupakan tanggung jawabnya. Setelah sekian lama, dia melihat kemarahan Biru lagi. Marah tidak sekedar marah, raut wajah tenang itu berubah menjadi kemarahan yang amat menakutkan.
"Daddy enggak akan biarin kamu dekat-dekat dengan manusia seperti mereka lagi, Kasih. Jangan harap kamu bisa meyakinkan Daddy lagi. Malam ini juga, Daddy akan membawamu pulang. Daddy tidak peduli meski harus menggeretmu."
"Daddy kenapa? Dulu Daddy juga enggak peduli sama Kasih 'kan? Daddy enggak peduliin hati Kasih waktu itu 'kan? Bahkan Daddy juga anggap Kasih pembunuh," kata Kasih. Lagi-lagi dia mengungkit kejadian masa lalu. Air mata Kasih kembali mengalir. Biru diam, raut wajahnya mendadak berubah menjadi datar. "Maaf Daddy, Kasih enggak bermaksud buat ungkit-ungkit itu. Tapi Kasih mau tetap ada di sini, Dad. Jujur, sakit hati Kasih ke kalian lebih besar dari ini."
"Harus berapa kali Daddy jelasin ke kamu? Okay! Daddy emang jahat banget, Daddy buang kamu ke luar negeri, Daddy katain kamu pembunuh, Daddy bukan orang tua yang baik buat kamu. Ya, Daddy mengakui semua itu benar! Jika kamu emang masih menganggap itu, Daddy terima. Silakan!" Biru menarik nafasnya dalam-dalam, menatap putrinya intens.
"Bu-bukan Dad, bukan itu maksud Kasih. Maaf ...."
"Daddy bukan orang tua yang baik buat kamu. Tapi bagaimana pun darah Daddy mengalir di tubuh kamu. Kita punya ikatan, sampai kapan pun ikatan itu tidak akan pernah lepas. Seburuk apapun Daddy, kamu harus bisa menerimanya." Suara Biru melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain For Kasih
Teen FictionIni tentang Kasih dan hujannya. Diasingkan kemudian ditarik kembali, seperti sampah yang didaur ulang lalu dibeli kembali. Ini tentang Kasih, yang tidak sengaja membunuh sahabatnya sendiri. Masa lalu kelam membuat Kasih tidak pantas hidup bersama m...