36. Undangan Makan Malam🌿

370 73 10
                                    

 Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Happy Reading

___________________________
Jangan lupa berikan vote dan komentar kalian^^
___________

Pelajaran berlangsung seperti biasa. Marka curi-curi pandang ke meja Kasih. Pelajaran sudah tiga kali ganti tapi Marka tetap memandangi Kasih. Selama tiga pelajaran ini Marka tidak fokus pada apa yang sedang diterangkan. Lama Marka memandang kali, tidak sekalipun Kasih memandang Marka. Jangankan memandang, melirik saja tidak. Mata gadis itu fokus ke guru yang sedang menjelaskan.

Bel istirahat berbunyi. Tetap Marka pada posisinya. Menyanggah kepala menggunakan sebelah tangan tertumpu di atas meja. Kesempatan meminta maaf nyatanya sudah hilang terlebih dahulu, seolah tertelan dan hilang begitu saja. Marka menyesal sudah mengatakan banyak hal yang pastinya sudah menyinggung perasaan Kasih.

Kasih masih duduk di tempatnya. Melipat kedua tangan di atas meja kemudian menyembunyikan wajah di balik lipatan tangan. Gadis itu tidak memedulikan Selly yang sedari tadi membujuk Kasih untuk makan bersama di kantin. Namun Kasih menolak, memilih tidur di dalam kelas. Kelihatannya saja kuat, Marka bisa merasakan kesedihan Kasih.

Perlahan Marka bangkit dari kursinya. Tiba-tiba dia melihat seorang gadis bertubuh ideal memakai almamater OSIS melambai tangan ke arahnya. Di tangannya sudah ada dua buah kotak makan dan Tumbler berwarna putih. Tubuh Marka seakan terhipnotis, kembali duduk di kursinya. Marka tersenyum, melambai menyuruh Lila masuk ke dalam ruang kelas.

Wajah Lila berseri-seri. Selekasnya Lila masuk ke dalam ruang kelas Marka, duduk di kursi sebelah Marka. Senyum secerah matahari pagi tidak sampai pudar meski Lila sudah ada di sampingnya. Justru senyuman Lila bertambah lebar.

Lila menunjukkan Tumbler bertulis ‘Kalila’ pada Marka. “Tada, ini hadiah dari kamu. Kamu inget gak, Ka? Kamu ngasih ini pas aku resmi jadi bagian inti OSIS. Padahal kamu udah ngasih banyak Tumbler, tulisannya beda-beda.”

Lila mengingatkan Marka soal kebodohan masa lalu yang amat memalukan. Marka menutup matanya, malu melihat Tumbler itu. Dulu dia terlalu terobsesi dengan sosok Lila. Wajar saja, Lila sangat baik, bagaimana ada orang yang tidak menyukai Lila? Ingat betul, Marka memberikan Tumbler itu secara terang-terangan. Masuk ke ruang OSIS dan duduk memperhatikan Lila berpidato.

Luar biasa memalukan.

Dibuka kotak salah satu kotak makan. Berisikan nasi goreng, dan Lila berlanjut membuka kotak makan kedua berisi sandwich dan setangkai anggur. Lila menyodorkan nasi goreng itu ke Marka, menyuruh Marka mencium nasi goreng yang dia bawa.

“Ini buatan Lila loh, Marka cobain ya!” Lila menyendokkan nasi goreng ke mulut Marka. Sekilas Marka melirik ke arah meja Kasih, tampaknya Kasih sedang tertidur. Marka membuka mulut dan memakan nasi goreng buatan Lila. “Gimana?”

Rain For KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang